Indah dipandang hati gelisah duhai engkau si rupawan, Telah aku gadaikan rindu itu
Suatu sore menjelang malam dengan secangkir teh hangat. Namamu sayang, hanya namamu yang begitu jelas terukir di dalam sadar
Duhai yang dipuja purnama nun tertutup gelap purnama. Yang membuat iri angin mamiri. Tetaplah cantik dan indah.
puisi, puisi adalah, contoh puisi, puisi tentang
puisi adalah, puisi kehilangan, puisi bertema kehilangan, contoh puisi kehilangan, puisi tentang kehilangan
puisi kematian, contoh puisi kematian, puisi kehilangan, contoh puisi kehilangan, puisi kompasiana, puisi kehilangan adalah
Menuliskan pada dinding hati yang gersang akan diskusi cinta. Mengalirkan pada kesiapan integrasi yang kemudian bergelayut pada dahan-dahan kerinduan.
Ada yang ganjil ketika kamu tak lagi disiniAku teramat takut menyapamu terlalu pagi.Bahkan tidurku selalu sibuk untuk mengingatmu.Ketika mataku terpej
"Tidakkah kau merindukanku?"Sepenggal pesan terpapar pada layar ponselku yang kau kirim padaku tadi malam.Dengan sigap aku mengetik lalu membalas pesa
Wartawan muda itu selalu meninggalkan kalimat-kalimat itu berharap gadis itu tak lagi terkubur sepi. Sunyi membuncah, pecah berbaring nyaring
Tepatnya pada pukul 03.45 Telah terbentuk sebuah sejarah Dalam renungan seni alam tingkat satu... Di bawahnya lah aku bernaung Dihiasi gemerlap cahaya
Menanti yang dinantidi pelataran sunyitubuh sepi menyendirimenanti bayangan di nantibersama secangkir kopilaluku biarkan malam mencumbui jiwakuserta g
KekasihSepagi iniDinginHeningKakuLukaMengangaAkibat manusiaYa, malam kemarin aku sedang termenung dalam kesendirian. Entah apa yang sedang aku pikirka
Sekali lagi, aku tulis tentang seseorang yang pernah duduk di samping teras rumah. Melantunkan nyanyian penghibur duka lara. Memaksa mulut tersenyum d
Kamis manis mampu menghipnotis pikiran. Argumentasi terus mengisi ruang sepi. Bicara tentang revolusi, agama, ideologi, dan deretan pengalaman gerakan
Berbahagialah kita yang masih diberi kesempatan untuk tetap menghirup udara rasa. Adalah kita yang diberi peluang oleh semesta, agar tetap merawat tem
Saat lelah mulai melandaPerlahan kau hadir di ufuk sanaMenyapa tanpa membisik kataTerbuai angan memujuk rasaTerasa dingin hembusan bayuMembuat aku sem
Kamajaya lantunkan mantra kasih di atas altarDendang tembung Asmarandana mendayu ayuOh asmara tembang sayang lenakan jiwaRatih simpin teleng kalbu ber
//1Aku membacaLukisan-lukisan abstrakPada dindingRuang-ruang hampaCinta, rindudan rintik-rintik hujanJalan-jalan sunyiKu lalui seorang diriTak ku dapa