Puisi ini menggambarkan kesadaran akan cinta yang sementara, hadir hanya untuk memperbaiki luka, lalu pergi, meninggalkan jejak di hati yang fana..
"Kerja Tuhan tidak boleh diramal. Nasib, usaha, dan takdir bagaikan tiga bukit biru samar-samar yang memeluk manusia dalam lena." - Andrea Hirata
Puisi yang mengungkapkan diri yang hilang penat dan letih.
Semua ini untukmu. Aku tidak bisa menjadi orang lain. Aku juga tidak diberi jalan untuk menjadi orang lain.
Sebuah puisi untuk Asikin Abraham sesaat setelah beliau menunaikan ibadah haji, dan sempat singgah di Laut Merah.
Hari ini, saya tak sengaja membaca cuitan Haidar Bagir--Presiden Direktur Penerbit Mizan, penulis, pendiri Sekolah Lazuardi Hayati, aktivis Islam Cint
Kala itu, rintik dan sinar bertemuMulai bercengkerama riaMenghapuskan kabut malamCiptakan bayang-bayang baruGoresan pena terlukis dalam jiwaPela
Nun di sanamenjuntai urat-uratantara kecamuk dan torehanDisini sekat-sekatteruntai dalam derapantara lilitan dan tuntutanPada momennya...dilumuri tete
Menjelang senja. Senja yang saat ini tak lagi sama. Senja yang bertahun ku tahu adalah senja yang merekah jingga. Semburatnya rasa luka. Kuasnya
By: ASN, Belitung, 7 April 2012 Lauzardi warnai senja Hadirmu hangatkan jiwa Dan, aku hanya tersenyum Menggenggam erat jemari Bersama menyapa m
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, dan Bagian 4 Segala doa-doa mustajab telah kukirim untuk meminta restu ke langit di Sabtu itu. Aku menyempatkan diri
Baca juga bagian 1 dan bagian 2. Aku tak tahu persis kapan untuk pertama kalinya anugerah mulia dari Tuhan yang bernama cinta itu dicurahkan ke dal
Kisah sebelumnya ada di sini. Cukup rajinkah kau membaca buku sejarah bumi, Teman? Bila lupa-lupa ingat, baiklah akan kubantu sekadarnya. Pasifik
4 Desember 2011 Aku mengenalnya tak lebih dari separuh rezim Pak Beye. Berawal dari sebuah perjumpaan biasa dalam keterjepitan. Tanpa getaran gan
“Mau apa kau setelah ini, membajak sawah, bercocok kebun, dan memasrahkan kulitmu yang langsat itu untuk disengat terik mentari? Cobalah kau ke kota,