Rindu yang tertanam, mengenang bersama derasnya hujan yang membasahi jendela membasahi resah jiwa
Hujan dan senyumanmu adalah dua hal yang selalu kutunggu, sebab aku adalah kemarau bagi keduanya
Perlahan hujan berjatuhan Satu dua butir lembut hinggap di kening Terasa dingin menyegarkan kemudian menetes mengelus pipi
Baju yang semula rapi, kini mulai kusut beracak. Sepatu yang semula bersih, terkena lumpur bercak.
Ijah yang bercita-cita ingin menjadi model ternama, terbangun dari mimpi indahnya. Ia harus menerima kenyataan bahwa impiannya masih sebatas angan.
Kala itu, di tempat kita berlabuh hujan ragu-ragu bersua. Pohon melambai, begitu juga dengan camar
Elegi Mantel TuaKulihat Pagi ini gerimis tak turunMantel tua di beranda tak kuhiraukanAku lupa;Engkau pernah berkata"Hujan akan mengguyur sepanjang Ja
Basah;Kala tetes demi tetes darimu, sapa ragaku.Segar;Ketika rintik demi rintik persembahanmu, sentuh tubuhku.Kuyup;Bilamana kunjunganmu, berlangsung&
Anomali RinduHujan membawa kabar tentang dirimuIa mengendap di rimbunan basah dedaunankuyup oleh bulirnya yang ramai dan konstanAku melihatnya menari&
dan Nikmat Tuhan Mana Lagi yang Engkau DustakanHembusan udara pagi hangat mengitariMeresap sekeliling ruang dan pori - poriMencipta titik - titik tera