Kurikulum Merdeka Jadi Kurikulum Nasional: Sebuah Refleksi Mandiri Model Framework Gibbs
Pendidikan adalah salah satu tiket menuju masa depan yang lebih cerah.
Kurikulum Merdeka Menjadi Kurikulum Nasional Tahun 2024/2025, Siapkah?
Tidak hanya mengakomodasi kebutuhan peserta didik, tetapi juga menyiapkan mereka untuk menghadapi masa depan yang lebih pasti.
Kurikulum Nasional Baru memungkinkan anak-anak belajar dengan gembira.
Salah satu yang unik adalah Hiburan rakyat seperti komidi putar atau drummolen, Kuda kayu yang berputar atau biasa disebut Jaran dongklak.
Akhirnya wabah bisa teratasi, yang sakit bisa disembuhkan dan panen kembali bagus. Itulah awal mula kesenian Dongkrek.
Penggunaan AI dalam pendidikan membawa potensi besar untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan keberagaman dalam pembelajaran.
Kurikulum Merdeka yang sudah diterapkan 2 tahun terakhir masih menyisakan banyak tanda tanya baik di kalangan awam bahkan kalangan tenaga pendidik
Apa mimpimu? jangan takut bermimpi dan rencanakan langkahmu sedari dini.
Dunia ini berisi pujian dan caci maki. Aku sudah tak heran dan tak peduli. Yang terpenting yang dilakukan saat sendiri.
Kurikulum Merdeka telah bertransformasi menjadi Kurikulum Nasional sejak terbitnya Permendikbud nomor nomor 12 tahun 2024
Struktur Kurikulum Merdeka lebih fleksibel dan memungkinkan sekolah menyusun kurikulum satuan pendidikan yang cocok dengan lingkungan setempat
Jadi tidak ada “paksaan” harus menerapkan serentak semua sekolah di tahun 2024.
Penerapan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari upaya yang lebih besar untuk pendidikan.
Mengapa diperlukan Kurikulum Merdeka, dan seperti apa Pembelajaran Terdiferensiasi, asesmen formatif dan sumatifnya?
“Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki.” Bung Hatta
Pertanyaan jadi tidaknya pemberlakuan Kurikulum Merdeka muncul ketika hingga saat ini belum juga terjadi.
Perkembangan jaman menuntut kita untuk terus menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
Masihkah kita perlu berpolemik tentang Perubahan/Penggantian Kurikulum?