Penggunaan Deiksis dalam Cerpen "Madrasah Kunang-kunang" Karya Zelfeni Wimra (Sejumlah Cerita Ramuan Penangkal Kiamat)
Tak ada lagi, kunang-kunang di malam hari, suara kodok bernyanyi ketika hujan
Walaupun kecil, tak redup cahayanya, memberi arah di tengah kegelapan.
Menyejukkan luka, menguatkan jiwaku.Di bawah pelukan beludru, dan taburan cahaya,Aku menemukan mimpi, baru terjelma.
Kamu mungkin tidak akan menoleh ke belakang, tapi aku masih menunggu di tempat terakhir kali kita bertemu.
Sebuah kisah kasih dua sejoli yang penuh romantisme, namun akhirnya kandas setelah di terpa badai kehidupan.
Pada awalnya kamu sendiri yang memberi luka hingga aku berdarah namun justru aku yang harus minta maaf karena darah ku mengenai kaki mu
tentang kunang dan kenangan di sleman Yogyakarta ketika dalam pendar cahaya
Kita memang pandir lupa untuk berpikir bahwa semua yang ada ternyata saling melintir
Kumpulan puisi beragam tema. baca selengkapnya di sini
Warga Malang dan sekitarnya, adakah yang tahu dengan taman kunang-kunang?
Merenungkan kisah lampau atau menerka nasib di masa yang akan datang.
Tulisan untuk cita-cita. Semoga merawat cita-cita.
Sebuah puisi yang menggambarkan arti dari kura-kura, kunang-kunang dan Kupu-kupu
Gelap menjadi bagian terbaik dalam hidupku, lantaran cakap menyapamu "S'lamat Malam Kunang-Kunang Kecilku" !!! Untuk setiap malamnya.
Saat ku kenang dalam sepiDalam waktu yang tak mau berhenti.. Terselamatkan dari siasat kebohongan dunia.. Kau sungguh hebat..Dalam bekunya..
Ya, Hanya datang di satu waktu saja. Tak pernah mencapai kata selamanya. Satu musim saja dia memamerkan wajah yang tak bisa dipisahkan dari cahayanya.
Malam merayap di bias cahaya bulan Sementara sang angin bercerita tentang kisah kisruhnya Sebagaimana cahaya kunang kunang timbul tenggelam di antar
ini sepercik cahaya ku pancarkan karena tubuhku . lelahku... aku tidak melihatmu senang aku merasa kau tak punya sesuatu . malam.