Mengurai stigma wibu dengan memahami nilai, kritik sosial, dan keberagaman budaya melalui anime.
Artikel ini akan membahas mengenai peran stand-up comedy dalam konteks ekspresi dan kritik sosial di Indonesia.
Menjadikan humor sebagai alat untuk mengkritisi kebijakan dan isu-isu sosial adalah pendekatan yang sangat efektif.
Survei sekarang kok kayak kopi? Beda bayar, beda rasa! Siapa yang disurvei, rakyat atau rekening?
"Orang-Orang Biasa" karya Andrea Hirata adalah novel yang menyajikan kisah unik tentang sekelompok warga desa yang menjalani kehidupan sederhana.
Interpretasi Puisi Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana
Ketika kop surat resmi dipakai untuk acara keluarga, apa yang terjadi dengan urusan negara? Temukan jawabannya di cerita humor ini!
X (Twitter) adalah wadah beragam tone deaf tempat di mana kritik sosial bisa pula dinarasikan untuk kemudian disampaikan.
Ketika Dewan Pakar hanya jadi dekorasi, apakah kita butuh solusi atau sekadar hiburan? Temukan jawabannya di sini!
Siapa saja yang berada pada kekuasaan serta impian yang dibawanya akan membawa masyarakat kepada suatu situasi yang baik ataupun buruk.
Politisi dan Pejabat: Sibuk Cari Gelar, Lupa Tanggung Jawab - Temukan cerita kocak di balik gelar-gelar mentereng mereka!
Analisis Kritik Sosial : Cerpen "Semar" karya Putu Wijaya menghadirkan kritik tajam terhadap ambisi kekuasaan, bahaya perang, dan manipulasi media.
Semenjak rilis secara komersial pada 8 Mei 2024 di bioskop nasional, film Vina: Sebelum 7 Hari telah mencuri banyak perhatian publik.
Diskusi ini sangat relevan dalam menganalisis bagaimana nilai dan status ditentukan dan dipertahankan dalam struktur sosial kontemporer.
Di era digital ini, media sosial telah menjadi ruang publik virtual yang tidak hanya digunakan untuk bersosialisasi, tetapi juga untuk sarana kritik.
Bocah kolong berwajah kusam, baju dekil bau asap pembangunan
Inilah potret kotaku pagi iniBerjalan aku menyusur perisai kotaLangkah kaki matahari menapaki siangRumput merebah menikmati pagi
Analisis Yuridis Normatif dan Yuridis Empiris pada kasus Kritik Sosial dan Pencemaran Nama Baik
Dalam hidup Djoko Pekik separuh kehidupannya adalah penderitaan demi penderitaan, terutama ketika ia menjadi tahanan politik