Pada masa Demokrasi Liberal, pers memainkan peran yang sangat penting dalam dinamika politik dan sosial Indonesia.
Hujan, riang kekayaan dalam hamburan. Tangkaplah. Tangkaplah!
Sudah sulit mendapatkan surat kabar dalam bentuk cetak yang dijual secara eceran di kota tempatku tinggal
Cerita ini menceritakan tentang seorang wanita yang selalu bermimpi, tapi ia selalu bermimpi dengan orang yang sama, lagi dan lagi.
Perihal dua berita kematian yang mengalami nasib berbeda dan berita lainnya yang belum mendapat perhatian
Kehidupan ini tidak selalu seperti yang kita yakini dan inginkan. Belajarlah dari siapa saja dan kapan saja tanpa harus merasa rendah dan merendahkan
Koleksi Koran Koran Lawas Itu Enak
“Ha …, tidak ada? Ke mana koranku? Aduh, koran ini bakal aku bawa nanti kalau kuliah luring. Gawat kalau hilang.”
"Jelajahi peluang bisnis dekorasi dinding dari koran bekas yang ramah lingkungan, kreatif, dan berpotensi menghasilkan keuntungan besar."
Sabar ya Pak! Tak perlu menyembah! Walau susah mendapat rupiah.
Doa anak di lampu merah itu sederhana. Agar lampu merah tetap menyala
Mahasiswa PBLI KSM Universitas Islam Malang melakukan penyuluhan tentang penulisan puisi menggunakan media koran di MAN KOTA BATU kelas X-H.
Pengembangan budaya literasi di sekolah tidak hanya terbatas pada buku teks, tetapi juga melalui akses informasi dari media cetak seperti koran.
Seiring perubahan zaman, kehidupan manusia juga berubah seperti koran yang dulu menjadi gudang informasi yang tertera dalam bentuk media cetak
Bagi pembaca fanatik, koran cetak tidak pernah mati, walaupun lebih sering berinteraksi melalui gawai.
"Jangan Kau buat aku menunggu," itu tak berlaku buatku
Pengalaman adalah guru kehidupan. Ini cerita pengalaman pribadi penulis yang ketika pertama kali mengirim artikel hariak Kompas dan langsung dimuat.
Cerita misterius tentang siapa gadis kecil itu dan pria penolong.
Berapakah harga lirikanmu? Sampai aku tak mampu membeli
Mengoleksi Surat Kabar Lawas