Tentunya seluruh manusia berhak mendapat hak mereka tanpa terkecuali, tetapi malah terjadi yang sebaliknya dalam konflik Palestina dan Israel ini.
Melihat Konflik Gaza antara Palestina-Israel dengan prespektif teori pascakolonial dalam teori orientalisme pemikiran Edward Said dan Huntington.
Negara yang sebelumnya damai dan harmonis, bahkan dihuni oleh umat dari tiga agama yang hidup berdampingan di bawah panji kekhalifahan.
Tersandera dalam konflik yang tidak damai, Israel dan Palestina melancarkan serangan balasan yang sengit terhadap rencana permainan masing-masing.
Seruan aksi boikot semakin menyeruak di kalangan masyarakat berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Israel serang Jalur Gaza, warga sipil tewas. Namun, reaksi negara barat justru diwarnai oleh standar ganda. Apakah ini merupakan bentuk Diskriminasi?
Konflik panjang antara Palestina dan Israel menjadi salah satu konflik yang paling rumit dan juga kontroversial di dunia.
Pada 1967, saat Perang Enam Hari yang menelan korban 20.000 orang lebih; mantan Perdana Menteri Inggris bilang "Tak ada masalah di Timur Tengah."
Yang bisa warga +62 lakukan terkait konflik Israel-Palestina saat ini adalah berdoa agar situasi lekas membaik. Jika ingin berdonasi pastikan lembagan
Siang ini masuk ke handphone saya sebuah SMS berantai. Sekitar pukul 15:00 "tut tut tut" SMS masuk ke nomer handphone saya +62819022510xx. Bunyi lengk
[caption id="attachment_103599" align="alignleft" width="224" caption="Atas Nama "KEMANUSIAAN" Mereka Wajib Dibela."][/caption] Kenapa Pa