sapaan itu terasa hangat di telinga sasya. seakan dia sudah mengenal suara itu bertahun-tahun. menghayati setiap nada yang keluar dari diri lelaki itu
[caption id="attachment_120000" align="aligncenter" width="300" caption="kupu-kupu"][/caption] sore itu sasya termenung seorang diri di depan kamar
malam masih menyelimuti kota itu ketika sasya menginjakkan kaki di kota baru nya. bahkan masih jauh menuju fajar menjelang. tetapi tidak sedikitpun me
masih saja matanya menatap pada gundukan tanah merah tersebut. sebuah gundukan duka. duka akan sebuah cinta yang terkubur. dalam, dingin, dan gelap. t
[caption id="" align="aligncenter" width="409" caption="gadis purnama (ilustrasi)"][/caption] hari itu adalah pertama kalinya gusti mengenalnya. se