SANG PENERJEMAH (25) bisa dibaca di sini Kota Ayutthaya, Thailand, 2011 Masehi Hampir jam 8 malam. Ped, seperti biasanya tak ada kabarnya. Tapi ak
SANG PENERJEMAH (24) bisa dibaca di sini Kota Ayutthaya, Thailand, 2011 Masehi Aku tak bisa menimpali. Tiba-tiba saja keringat dingin membasahi lehe
Sang Penerjemah (22) bisa dibaca di sini Kota Ayutthaya, Thailand, 2011 Masehi “Eh, sudah pulang, Nan?” Ped menyapaku enteng. “Rakandi, kan?” ia men
Sang Penterjemah (20) bisa dibaca di sini Dengan tuk-tuk bertarif 60 baht, aku dan Rakandi sampai di Siam Discovery Museum di Jalan Sanam Chai, tepat
Sang Penterjemah (18) bisa dibaca di sini Kota Ayutthaya, Thailand, 2011 Masehi Aku duduk di samping Rakandi dalam perjalanan bis dari Ayutthaya men
SANG PENTERJEMAH (19) bisa dibaca di sini Kota Ayutthaya, Thailand, 2011 Masehi Aku keluar mencari makanan ketika Rakandi pergi mandi. Aku melirik l
Sang Penterjemah (16) bisa dibaca di sini Kota Ayutthaya, Thailand, 2011 Masehi Aku menyilangkan tangan di dada dan menatap pemuda itu. Sulit diperc
Sang Penterjemah (15) bisa dibaca di sini “Maaf kalau pujian ini tidak membuatmu nyaman……” kata Rakandi, memundurkan posisi duduknya, seperti menyesa
Sang Penterjemah (14) bisa dibaca di sini Kota Ayutthaya, Thailand, 2011 Masehi “Namamu Apsara?” tanya Rakandi, seperti masih sulit percaya. “Apsar
SANG PENTERJEMAH (12) bisa dibaca di sini Kerajaan Ayutthaya, Siam, 1368 Masehi Kupeluk sekali lagi Apsara dan kubiarkan ia menangis kecil dalam pel