Seseorang mungkin memiliki pendidikan dan pengalaman yang cukup untuk dianggap sebagai ahli dalam suatu bidang.
Kata "kemajuan" sering kali dianggap sebagai sebuah langkah menuju sebuah perubahan ke arah yang lebih baik.
Refleksi Mahasiswa: Keteladanan Prof. Mudjia dalam Menjaga Kepakaran di Era Informasi Digital
Menulis dengan kata yang dapat mengobati luka pikiran dan luka hati, kalimat yang mampu merubah seseorang dari biasa-biasa menjadi luar biasa.
Masih perlukah seorang pakar atau ahli hari ini?
"Pentingnya K3:Mengamankan Pekerjaan,Menyelamatkan Nyawa"
Misteri Matinya Kepakaran: Saat Pengaruh Tak Jamin Kebenaran. Telusuri fenomena menarik ini dan bijaklah menerima informasi
Pagi buta, burung-burung berkicau pindah dari ranting ke ranting
Faktor kepakaran memang penting menjadi acuan kualitas sebuah tulisan, namun tidak seharusnya menjadi penghambat seseorang untuk menulis.
Sekadar mengetahui banyak informasi, maka belum cukup untuk mengatakan kalau seseorang itu adalah ahli atau pakar.
Iklim demokrasi kita dipenuhi oleh pertarungan antara informasi saintifik dengan disinformasi, kemampuan literasi menjadi komponen paling fundamental.
Kita sudah sangat paham bahwa semua urusan akan beres jika diserahkan kepada ahlinya. Dan jika tidak, maka tunggulah kehacurannya. Ini sesuai de
The Death of Expertise merupakan karya Tom Nichols yang lahir dari kegelisahannya terhadap nilai-nilai kepakaran yang semakin memudar. Masalahnya