Dulu sebelum ilalang tumbuh juga pagi masih belum bermentari, Tubuh pernah berkata , hei maukah engkau menjadi bayangku? Untuk teman ku menari dan ber
Er masih saja duduk di sudut taman belakang rumah. Meskipun dia tahu satu persatu penduduk desa berkerumun di sekeliling rumahnya.“Er,, harus dihentik
Ingin sekali ku lepas kepala ini lalu membuangnya entah kemana dan memastikan tak akan kembali. Tapi sudah berulang kali ku buang kepala ini,masih saj
Kau berdiri di ujung nadaDiamLalu menari dan menyanyi di antara gaung dan gema.Srisig dan kenser caramu merangkai ceritaAku adalah Luka, katamu kepada
Mata itu merah. Lebih merah dari apa yang disebut merah. Sedang di tangannya tergenggam belati mengkilat. Berjalan mendekatiku."Engkau masih saja perc
Kau pandangi aku lekat tidak percaya.Lalu menatap langkah langkah di seberang jendela.Seperti biasa, kau mendiamkanku untuk tenggelam di d
Melihatmu di tepi jendela, ada khouf yang kau susun di semestamuHitamSesekali engkau lukis dengan sepotong wajah masa lalu dengan ranting kering
JanganJangan engkau teruskan membaca atau mendengarkan iniBila dirimu angkuh tidak mau mengerti akan cinta.Jika bagimu cinta hanyalah omong kosong di
Tersenyum dirimu padaku yang cantik mempesona Memandang entah apa yang di bawah. Lalu terkekeh, sambil menjentikkan kelingking kiri. itu mah Piyi