Awan kelabu melangkah gontai Seakan ingin menyampaikan rasa yang berartiEntah itu rasa pilu, hampa atau sepiAdakah yang bisa mengartikan hal ini?
Langit menangis tanpa suara,Kelabu merangkul sunyi yang hampa,Angin membawa cerita nestapa,Menyusup jiwa yang terpendam luka.Daun gugur merintih perla
Bergerak dengan serpihan berserakanTak membuat kotor jalananHanya menyisakan rasa gamangMenggapai sinar yang hilangMenghamburkan waktu yang tersisaEnt
Menjaga kehijauan bumi dengan menjaga kelestarian lingkungan mulai dari hal hal kecil
Di lembaran Desember, kala mentari redup, Kita melangkah bersama, menyusuri jalan berliku.
Semoga bermanfaat bagi pembaca, dan terhibur disaat membacanya
Di tepi jalan, di bawah langit kelabu, Seorang hamba bernaung dalam debu.
Puisi ini mengisahkan perjuangan berjibaku di bulan Agustus dengan rutinitas kerja. Namun September hari melahirkan semangat ceria.
Ketika langit akhirnya menunjukkan warna aslinya Mentari palsu itu pudar tanpa jejak
Di ujung kelabu senja bayang mu terkikis hujan gerimis
Cinta, cita dan angan telah dilewati dengan langkah kontai nan pasti.
Meniti jalan terjal, merangkai harapan di balik derita. Peluh jadi saksi, langkah jadi doa, menuju puncak impian dengan kekuatan yang tak pernah padam
Setiap orang memiliki luka yang mungkin telah terlupakan, namun bekas luka itu masih tetap ada.
Harian usang yang tergores setia menemani kini buku harian usang menjadi kenangan yang tidak terlupakan ada kisah pilu dan menyentuh hati dalam hidup.
Tak berdaya dirundung kata dan rasa yang terhimpun demikian lama
Tahun 2023 segera akan pamit berlalu. Mungkin tahun 2023 itu sendu dan kelabu
Nov, bulan ini berdiri di atas kelabu ya Kelabu diatas kesyukuran
Pengharapan yang salah, dan patah hati yang berulang
Akankah september tak lagi ceria