Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa industri tekstil kita terus terpuruk meski potensi sumber daya alam begitu melimpah?
YUDYA PRATIDINA MARHAENIS!
Di zaman sekarang, data telah menjadi aset yang sangat berharga. Banyak negara ingin memiliki kontrol atas data warga negaranya.
Konsep kedaulatan ternyata telah berevolusi dalam konteks persaingan AS-China di Laut China Selatan.
Indonesia telah mengalami berbagai masalah yang mempengaruhi kesejahteraan rakyat.
Menurut Laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 139 juta orang pada Januari 2024
Laut China Selatan dalam pusaran saling klaim wilayah yang melibatkan beberapa negara. Indonesia terseret karena kalim Tiongkok di Laut Natuna Utara
Perairan Natuna merupakan jantung dari Laut Cina Selatan yang menjembatani akses terhadap pintu gerbang dua samudera strategis,
Sebagai bangsa yang berdaulat apakah kita ingin wilayah kita direbut oleh bangsa lain? Marilah tumbuhkan rasa kedaulatan untuk menjaga NK
Keamanan sebuah negara tidak hanya dapat dilihat dari sudut pandang militer sebagai bentuk (dalam Susmoro & Siagian, 2021)
Kedaulatan dan hak berdaulat atas zona maritim telah disepakati dalam UNCLOS, namun aneh, Tiongkok masih tetap pada klaimnya hingga mengusik Indonesia
Kedaulatan merupakan konsep fundamental yang menentukan kekuasaan tertinggi dari suatu negara.
Ketegangan di Laut Cina Selatan telah mencapai titik didih, mengancam kedaulatan dan aset-aset alam Indonesia.
Tantangan Kedaulatan di Laut China Selatan
Terletak di tengah Laut China Selatan, Natuna menjadi frontier pertahanan maritim Indonesia.
Potensi Konflik Laut China Selatan adalah tantangan nyata, perlu strategi kebijakan dan momentum yang tepat untuk menghadapinya
FoxNews pada 7 April 2024 silam melaporkan Beijing memperingatkan Perang Dunia III bisa pecah di Laut China Selatan.
Ketegangan beberapa negara yang memperebutkan wilayah laut china selatan
Dampak juga terjadi pada sumber daya lokal dimana berdasarkan dalam artikel "Kisah nelayan Natuna hadapi nelayan asing: 'Habis kita punya alat tangkap