Gengster dan tawuran, siapa bersalah?
Puisi keenam dari sembilan rincian judul puisi tentang Jejak, khususnya tentang Jejak Malam Itu ke Mana. Semoga bermanfaat.
Puisi kelima dari sembilan rincian judul puisi tentang Jejak, khususnya tentang Jejak Siang Ini ke Mana. Semoga bermanfaat.
Puisi keempat dari sembilan rincian judul puisi tentang Jejak, khususnya tentang Jejak Lapar Itu ke Mana. Semoga bermanfaat.
Puisi ketiga dari sembilan rincian judul puisi tentang Jejak, khususnya tentang Jejak Dahaga Ini ke Mana. Semoga bermanfaat.
Menunggu dana dadakan. Dana dadakan kok ditunggu, minta dong ke Bu menteri... Siapa tahu dikasih....
Kau hadir sejak dulu dengan hasil basah, banjir, atau sekadar genangan...
Mendung tak selalu akan hujan. Saat tiba-tiba mendung menghilang, aku merasa kehilangan
Puisi ketujuh dari sembilan rincian judul puisi tentang Tetapi, khususnya tentang Tetapi Mau ke Mana. Semoga bermanfaat.
Hari ini aku di Jakarta Menikmati hiruk pikuk dan kemacetan Jakarta
Puisi keempat dari empat rincian judul puisi tentang Rencana Merinci Dirimu, khususnya tentang Dirimu yang Mengada Dirimu yang Meniada.
Puisi ketiga dari tigabelas puisi tentang kuburan kita berpindah ke mana. Semoga bermanfaat.
Rincian kedelapan dari delapan pertanyaan puisi. Mengisyaratkan tentang pentingnya untuk mencari jawaban tentang keberadaan majelis jiwa-jiwa suci.
Rincian ketujuh dari delapan pertanyaan puisi. Mengisyaratkan tentang pencarian jawaban tuntas atas pertanyaan ke mana membuang sisa-sisa benci.
Rincian keenam dari delapan pertanyaan puisi. Mengisyaratkan tentang pentingnya untuk mencari jawaban atas pertanyaan ke mana menghadapkan hati.
Rincian kelima dari delapan pertanyaan puisi. Mengisyaratkan tentang pentingnya untuk mencari jawaban atas landasan niat dan arah tujuan kita.