Relakan Perg iDi ujung senja, ku pandang langit jingga,Membawa kenangan, yang dulu begitu indah.Cinta yang pernah kita ukir, kini memudar perlahan,
Ketika rindu mulai pudar, dan lelah menanti kepastian, hati berbicara dalam sunyi.
Di saat ku tak mendengar, kabar darimu Hatiku mulai mencari keberadaanmu
Setiap tindakan adalah awal baru, Untuk masa depan yang kau tuju.
Selamat tinggal, kawan. Mungkinkah kita bertemu lagi di hadapan-Nya, dalam damai yang abadi dan tak terpisah waktu.
Tanah dan Langit: Refleksi JiwaManusia, lahir dari tanah yang lembut,
Jangan bangsatkan bangsa kamiBangsa kami terhormatDengan kemerdekaan yang terhormat
ntah apa pemikiran penguasa,para rezim,semoga segera terselesaikan.
Tanam kebaikan, tuai bahagia, Hidup adalah gema, yang tak pernah sia-sia.
Terimakasih kau ada, terimakasih kau yang tak terlupa karena kau terindah dalam imajinasi.
Saat saya berkunjung ke bali, aku menonton sebuah pertunjukkan tari kecak mengenai kisah ramayana, begitu tertarik dengan rahwana
Di Dalam Matamu Ada Kebohongan, Seorang Kekasih yang didustai Kekasihnya
Bayang-bayang Kesejatian Saat segalanya terhampar di hadapanmu
malam tengah menjadi saksi untuk juang yang selalu ditemani oleh kata lelah, tapi itu kan ku usahakan tanpa ada kata menyerah
Bertutur seakan pemimpin yang peduli Namun terasa pahit sikapmu
Kadang kita bingung mengartikan cinta karena kita memaksakan diri untuk dicintai.
Kisah percintaan seorang seniman dengan seorang guru
rinduku padamu seperti pelangidatang membawa kesan mata hati,aku ingin melihat warna warni itu lagi
Saat senja merona di ufuk barat, Asap putih doa memenuhi angkasa