The result is a good poem but it seems that AI Poem Generator fails to recognize the allusion of the first poem
What about the accuracy of the data used by the AI Poem Generator? When Kasidi is asked about that question, he refuses to answer but laughing burstly
Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, tidak ada yang kebetulan bahkan di alam semesta sekalipun
taat dan setia pada Tuhan dan SabdaNya pasti tidak akan bodoh dan tidak akan sia-sia, kata Kasidi.
Yang lebih penting lagi adalah Tuhan tidak lagi menjadikan kita sebagai penjala ikan, apalagi penjala angin, tetapi menjadi penjala manusia
Apakah Salomo yang benar dengan mengatakan semua sia-sia atau Kasidi yang benar dengan mengatakan bahwa tidak ada yang sia-sia di dunia ini?
semuanya nanti terbukti menggetarkan hati banyak orang.
Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
Mereka tidak percaya tetapi Tuhan terus berusaha agar mereka percaya karena itulah perintah BapaNya.
Jadi percaya adalah kata kunci tetapi percaya yang total menurut Kasidi dan bukannya hanya sekedar percaya.
Betesda di samping mempunyai makna ‘rumah anugerah’ tetapi juga dapat dimaknai sebagai ‘tempat dipermalukan
Semua harus dibaca dan semua itu harus diikuti dan ditaati, tidak ada cara lainnya
Yang melayani Tuhan memang banyak tetapi yang seberani dan setotal Maria Magdalena mungkin tidak banyak atau bahkan mungkin justru tidak ada.
Karena bagi Tuhan jika seseorang yang mau ikut masih menengok ke belakang, masih ribet dengan segala urusan yang lain, orang itu tak layak bagi Tuhan
Hehehe … kata Kasidi terkekeh, hanya orang ngawur, sok tahu dan bodoh yang berani melakukan itu, yaitu berani tidak bersyukur untuk status istimewa
apalagi yang dengan sengaja menjadikan yang bukan Sabda Tuhan sebagai Sabda Tuhan, karena itu sesat
Lalu ya sembuhlah wanita itu, sembuh total karena percaya total.
seperti Tuhan yang luas pikirannya didasarkan pada berkat karunia kemurahan hati yang terus memancar tanpa henti.
Yang diundang tidak datang, yang tidak diundanglah yang akan dipaksa untuk masuk dan mengikuti perjamuan abadi Tuhan. Ironis, bukan?
Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu, maka ia menjadi tahir