Puisi ini menggambarkan rasa syukur atas hari hari yang telah dikaruniakanNya, ketika kita luang tanpa kesibukan, maka itu pun harus dinikmati
Terkesan bahwa pada masa itu ‘asketisme’ dalam masalah seksual telah dianjurkan oleh beberapa Orang Kristen di Korintus.
Namaku Yudas, engkau tahu bahwa aku telah menjualnya sebanyak satu kali. Tidak lebih banyak dari engkau (yang telah berkali-kali menjualnya)
Apakabar dunia berkisah tentang kepasrahan seorang hamba kepada Allah Tuhannya
Karena merindukan seseorang secara genuine bukan pilihan, dan mustahil direkayasa, maka rindu adalah takdir.
Untuk selalu mengucapkan syukur apa yang telah kita terima dalam segala hal.
Berbagai karunia dan rahmat bagi manusia sudah dinikmati untuk melangsungkan dan bertahan hidup di dunia. Karunia dan rahmat mana lagi akan disangkal.
Terimalah Roh Kudus. Gereja hidup dan bergerak dalam Roh Kudus sebagai ejawantah Allah Tritunggal
Dalam tawa mereka, terdapat keajaiban yang tak terungkap.
Rasa syukur itu biasanya terkait dengan kebahagiaan atau kenikmatan dan kesenangan yang kita terima.
Apapun yang kita miliki akan kembali kepada Allah termasuk diri dan ruh yang telah dinikmati selama di dunia ini.. Yakinlah akan hal ini dengan tulus.
Senja yqng syahdu bercerita tentang suasana di sebuah tempat diantara pegunungan disore dan diguyur hujan..
Malam-malam kau datang Dalam hening dan gelap Terang hanya lewat senyumu
Ketika jatuh, hidup terasa sendiri, dan tiada yang menemani. Yakinlah pada mimpi yang tidak pernah pudar. Teruslah semangat.
Meraih berkah dalam kehidupan identik mendapat kebahagiaan. Berkah menjadi hal yang membahagiakan dalam kehidupan.
Menyelaraskan hati bijaksana dan emosi negatif, bagaiman caranya?
Puisi ini mungkin bukan untukmu, akan tetapi bagaimana kau tahu apa isinya jika kau tak mau baca?
percayalah bahwa kita telah dibenarkan oleh kasih karunia Allah didalam Yesus Kristus
Coba kita hitung berapa biasa oksigen tubuh ini selama 60 tahun = 60x365x13750000= 29370000000 ( 29 milyar 370 juta rupiah ), sangupkah engksu hitung.
