tolong ceritakan bagaimana ia memandangkudan bagaimana ia bisa membuatku halu karena rindu
tapi rumah adalah semesta tanpa sisikita akan terus mengisinyadatang dan pergisebagai singgah atau pun arah kembali
Kita akan semakin akrab dengan hawa dingin dan kini malam juga semakin memekat kita akan mencoba memejamkan mata dan terlelap
Kita sudah semakin tua, Mei. Bertahun-tahun kita tumbuh menjadi seseorang yang tak pernah mengenal tubuhnya
Katamu kapan kau akan tidur malam ini? Perbincangan kita satu-persatu telah terbahasmeski tak semua menemui titik
di sinikita pernah membilang musimdi mana hujan dan kemarau berlalu-lalangsepanjang tahunmalam-malam basah dirundung lukalalu pagi bangun berkabung ke
Beberapa tahun lagi, aku mungkin telah terbiasa dengan gerimis, daun-daun yang gugur meringis, atau kicaun burung yang ritmis mengiringi tumbuh, julan
Pada hari ketika aku menemukanmu. Kau menjadi tempat ternyaman yang pernah aku rasakan. Bunga-bunga bermekaran di tubuh puisiku yang karam akan harapa
Di bawah guguran daun maple seorang perempuan menggerai airmata.
Mungkin kita akan bepergian lagi sejauh yang kamu mau. Menyusuri jalan-jalan lengang yang padat akan aroma cinta. Menempuh jarak yang kita ukur dengan
Atas malam-malammu yang tabahAku ingin menjadi pelancong yang tersesatDi hatimu yang terbelahAkan kuisi dengan banyak diorama cintaSebagai pengganti o
SETENGAH SATUsetengah satulampu kumatikantapi kamarku menyala dijatuhi bintang-bintangdan wajahmu yang masih benderang dalam ingatanaku seperti berada
Aku serupa setumpuk bait puisi harapanyang mendingin di koridor-koridor sunyidisulut gigil oleh seolah-olah yang ponggahatau akan yang seakan-akantela
Aku ingin terus mengenangmu sebagai sepucuk ingatan yang tak pernah kulupa. Kaki-kaki yang ripuh, memapah kata-kata, berjalan melintasi waktu-waktu ya
Pada api unggun dadamu, aku menemukan degup paling mesra.
Mimpi-mimpi Oktober terus tumbuh dan berkecambah dalam tabah.