http://theglobal-review.com/wp-content/uploads/2017/09/woment-comfort-the-new-york-tmes-648x336.jpgTahun 1942"Arghhhh!!! Lepaskan aku, pergi kau dasar
Seri Jyestha, si Penjelajah Ruang-Waktu12 November 1948. Jyestha harusnya berada di Yogyakarta, mendengarkan Tan Malaka menyampaikan "Uraian Mendadak'
Namaku Sutijah, aku bukan pahlawan. Aku cuma seorang wanita pemuas nafsu tentara Jepang. Setiap saat aku harus sediakan tubuhku. Aku pasrah karena tak
Limapuluh meter. Dan dari jarak itu bunyi biola itu terdengar begitu merdu. Memantul di kubah langit sampai menggetarkan telinga pada tingkat disabel
* Tak pernah jelas kutahu seperti apa rupa Kempetai. Orang-orang tak berani membincangkan mereka. Hanya satu yang kutahu, satu-dua mereka ada di anta
“Nama saya Mardiyem. Tentara Jepang menyebut nama saya dengan Momoye,” katanya membuka ceritanya. Di masa mudanya Mardiyem dibujuk untuk sekolah di Je
Sedikit flashback ke jaman sebelum kemerdekaan dahulu kala, Jepang merupakan salah satu negara yang diklaim sebagai penjajah. Konotasi penjajah tentun
sore tadi dering bb melirih nada sms, kabar klise dari pamong praja malam ini bakal merazia pelaku asusila menciduk paksa para gadis pesta tapi se
"Nek Jepang negara hebat. Orangnya pintar . Melebihi orang Indonesia. Produk mesinnya menjadi panutan dunia. Aku bangga bila suatu hari nanti bisa ke