Khayalan melambung tinggi apakah bisa menjadi sebuah hal nyata? Atau menyisakan derita?
Menunggu di sudut Jogja, di tengah terik, menunggu penuhi jam karet
Saat rindu melanda, hati terasa giundah gulana, sedih dan berbunga di saat yang sama
Aku jemu dengan kata-kata manismu Yang semakin hari makin hambar Bahkan kini terasa pahit Membekas di hati
Menyadari bahwa tidak bisa memilih apa yg sudah digariskan dan berusaha ikhlas menjalani karena tak bisa menolak dan mengelak
Pandanganku menatap seberang harapan yang konon menantikan diriku untuk mendekapnya.
Tak jemu jua memandang rembulan ituTak jemu jua memandang rembulan itu
Sebuah puisi yang menceritakan tentang rindu menggebu.
Hubungan sepasang kekasih yang tiba-tiba saja menjadi asing, seolah ada rasa yang hilang dan berjarak diantara mereka, meski rindu menyelimuti.
Kehidupan di sebuah kampung di seberang kota yang tak menentu dengan kebiasaan dan perangai orang-orang yang tradisional, kaku dan cenderung kasar
Menyulam MimpiMerasakan rindu dalam lamunanMendekap kejora yang berimbunDi telaga biru itu ku endapkanSegala rasa; konsistenBerkumandan hati dan pikir
Siapakah gerangan dirimu Kuingat sebagai kawan; dulu Perkenalan singkat kala itu Siapakah dirimu Mengikat kuat-kuat ingatanku Tentang canda, tawa, ria
Menunggu adalah pekerjaan yang sangat menjemukan. Menunggu sebuah keputusan dalam waktu satu sampai dua jam rasanya seperti berminggu-minggu. Rasa cam
Malam telah kembali menghadapTertampak jemu sosok manusiaMendesah beban yang kian menikamTetap kosong bertemu juaBenderang sinar rembulan menyapaMengh
Uffs...akhirnya aku terhempas juga jebakan jemu dan jengah dalam timbunan busa pongah Aku tak mengerti engkau Kamu tak mengerti aku Kau