I'tikaf merupakan ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Muslim. Dengan melakukan i'tikaf, seorang Muslim dapat meningkatkan kualitas ibadahnya
Iktikaf dan Lailatul Qadar
Memakmurkan kegiatan iktikaf di akhir Ramadhan ini, dilakukan dengan ragam cara dan teknik.
Pada sepuluh hari terakhir Ramadan, Masjid Istiqlal dibuka selama 24 jam.
Iktikaf merupakan upaya untuk menggapai hikmah malam lailatulqadar. Maka semestinya pada sepuluh akhir bulan ramadan perlu melakukan iktikaf
Praktik Iktikaf dalam Bulan Ramadan: Implikasi Keagamaan dan Sosial
Ramadan akan segera berlalu, sayang jika sepuluh akhirnya dilewati tanpa amalan-amalan utama. Apa saja amalan utama tersebut?
Memperoleh hikmah malam lailatulqadar adalah harapan besar orang beriman. Sebab malam tersebut adalah malam yang istimewa
Kita dianjurkan memperbanyak ibadah pada fase sepuluh hari terakhir. Ada tiga amalan yang sangat dianjurkan
Tradisi yang kami sekeluarga nantikan adalah iktikaf pada sepertiga akhir Ramadan. Sahur ala prasmanan dan suasana sejuk sungguh tak tergantikan.
Beberapa aktivitas yang dikerjakan oleh muktakif atau orang yang beriktikaf selama 10 hari terakhir Ramadan untuk meraih keutamaan Lailatul Qadar
Ramadan Penuh Berkah, nama lelaki istimewa yang satu ini benar-benar membawa berkah bagi teman dan sekitarnya. Mau tau ceritanya? Baca di sini.
sepuluh (10) Insight Tadabbur Malam Pertama I'tikaf
Pada fase akhir Ramadan kita dianjurkan memperbanyak ibadah. Ada tiga amalan yang baik untuk dilakukan
Hari ke dua puluh satu....Malam ini Iktikaf di fase ketiga jauhkan dari api neraka.iktikaf kita jalankan.
Khutbah bahasa jawa dalam rangka memanfaat 10 hari akhir di bulan ramadhan 1444 H
cara menjalankan 'itikaf yang baik dan benar. mendapatkan berkah 'itikaf
Setiap takmir masjid membentuk suatu kepanitiaan khusus bertanggung jawab pelaksana kegiatan; imam, kultum, zakat, takjil, Iktikaf, Salat Idul Fitri.
Tidak semua orang bisa menikmati lebaran lahir sampai batin. Merekalah orang yang masuk kelompok yang meyakini kemanfaatan puasa ramadan.
Meskipun tengah i’tikaf di masjid, namun Nabi saw tetap berlaku romantis dan mesra terhadap istri.