Idul Adha menumbuhkan kasih sayang, kedamaian, kerendahan hati, dan kepedulian terhadap sesama manusia
Jadi Khatib Idul Adha di Lapangan Sumpang Binangae, Rektor ITBA Al Gazali Barru sampaikan bahwa Navi Ibrahim adalah sosok Pemimpin ideal
Artikel ini mengeksplorasi makna Idul Qurban sebagai refleksi untuk menyembelih ego dan nafsu, meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim.
Keimanan sejati kepada Allah tidak pernah mengajarkan kebencian dan kekerasan, namun kecintaan yang dalam kepada Allah SWT
Niat Nabi Ibrahim membunuh anak laki-laki satu-satunya dan dikorbankan merupakan awal peringatan Idul Adha sebagai simbol ketaatan dan keteladanan.
Hakikat dan hikmah yang dapat di petik pada hari raya idul adha
Hadirnya Iduladha ini menjadi momentum yang tepat untuk belajar arti pentingnya merawat, memelihara semangat berkorban dengan ikhlas.
Al-fashahah dan pola dialog dalam Al-Quran (tulisan pertama)
Berkurban; sebuah metafor. Perlu sudut pandang lain untuk menafsirnya. Selamat Idul Adha!
Kisah agung dua manusia pilihan Allah itu, kata Ace, merupakan simbol kesalehan kepada Tuhan yang hingga hari ini masih sangat relevan untuk diteladan
Sunah berpuasa sepanjang pagi hingga berakhirnya salat Id memiliki filosofi yang reflektif
Sebab asal muasal syariat menyembelih hewan kurban memang berasal dari kisah keluarga Ibrahim AS.
Hari Qurban adalah Hari Persatuan bagi agama Samawi
Hikmah dan Sejarah yang Jarang Diketahui Dibalik Syariat Penyembelihan Hewan Qurban dalam Kitab Hikam dalam Pengajian Gus Baha
Pelajaran dari Idul Adha: Kecerdasan Nabi Ismail AS, Kecerdasan Yahudi, Kecerdasan Nabi Ibrahim AS dan Kecerdasan Nabi Muhammad SAW
Seorang yang rela menegeluarkan rupiah jutaan demi pahala berlimpah di hari Kurban yang benuh berkah. Membeli ataupun menjual hewan kurban sama pahala
Idul adha bukan hanya perayaan semata karena sejatinya idul adha adalah bentuk sebuah pengorbanan dari orang yang bertakwa
Arafah, sejati adalah kesadaran akan cinta, kesadaran akan tugas mulia sebagai khalifah, kesadaran akan cinta kepada Khalik, kesempurnaan syariat.
Ibrahim bisa dilihat sebagai tokoh imajiner, bukan sejarah. Ini bukan tentang menolak nilai-nilai atau ajaran yang terkait dengan dia,
athi Hisyam Panagara mendapati namanya tercetak dengan gemilang di antara para lulusan program Magister Pendidikan Bahasa Arab (PBA) di Pascasarjana