Haus akan kekuasaan bisa membuat orang lupa diri bahkan masih merasa berkuasa sekalipun jabatan sudah merupakan masa lalu.
Humor adalah cara terbaik untuk menyindir kebijakan yang absurd tanpa perlu marah-marah.
Yang dibutuhkan itu bisa bekerja, bukan pameran sederetan gelar yang tidak penting bagi masyarakat
Ketika pemerintah tak bisa menjamin kenyamanan, warga harus kreatif, meski kadang harus kembali ke zaman batu.
Kebakaran kantor-kantor penting kembali terjadi. Duh, ada apa dengan negeri ini?
Sering orang yang stress melarikan ke "makan dan minum" yang sebanyak-banyaknya. Badan jadi obesitas dan tidak sehat. Kerugian ditanggung sendiri.
Menteri multitasking, negara serba "nothing" alias serba salah dan rakyat serba bingung akibat ulah pejabatnya
Kebijakan sebuah kerajaan haruslah diolah secara komprehensif, bukan hanya menekankan aspek populis tetapi harus solutif
Tidak semua kebijakan populis itu sungguh untuk populorum alias banyak orang,
Usulan naik moge mengasapi wangian MBG yang mulai kalah tersaingi.
Toleransi itu bukan sekadar deretan huruf di atas kertas, melainkan sebuah kehidupan nyata dari orang-orang yang memang menghidupinya.
Turun ke masyarakat menjemput aspirasi ala pejabat
Sepandai-pandai tupai berenang, dia akan kelelahan juga, karena dia jagonya melarikan kasus (eh diri)
Menjadi diri sendiri jauh lebih baik daripada memaksakan jadi sesuatu yang takdirnya tidak pernah ditulis demikian.
Silang sengkarut pagar laut ternyata mulai merembes ke mana-mana, legalitas dipertanyakan, siapa saja yang terlibat mulai dikuakkan.
Seringkali rakyat lebih peka soal keadaan di lapangan daripada pejabat yang makan gaji bulanan tapi kerjanya serabutan
Kita kadang sibuk menulis judul, tapi lupa menulis isi, lupa menuliskan sejarah, lupa mewariskan legitimasi kesuksesan.
Kritik dalam bentuk humor, ejekan dalam bentuk jenaka tidak akan mempan pada orang yang tidak peduli dengan tata krama
Perebutan pengaruh tidak hanya terjadi di medsos tetapi juga di istana megah tentang siapa yang paling sempurna mengipas sang junjungan.
Di balik semua drama ini, rakyat hanya bisa menghela napas panjang, berharap pada babak berikutnya ayam dan kebijakannya makin empuk.