Cinta hadir tanpa peringatan, seperti hujan di bulan Juni; mengejutkan, memberi kehidupan, namun juga menyisakan kesedihan saat pergi.
Tak ada hujan di bulan Juni - awan runtuh dihempas burung yang berkelepak
Novel ini menjadi rekomendasi bacaan terutama di zaman sekarang yang cukup sensitif terhadap hubungan beda agama, suku, dan budaya.
hujan bulan juni mengisahkan perjalanan cinta seorang pria yang rumit
Tanpa berbelit kata Ia suguhkan arti estetika Eyang Pujangga Sang Sosok Langka
Salah satu puisi yang berkesan untuk saya adalah "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono
Menjadi Guru Inspiratif? Seperti apakah sosok guru inspiratif itu? Mau dong belajar dengannya.
Di-Juni aku menyambutmu untuk kembali melihat keberadaanku, selagi belum datang badai angin menghapusnya
Hujan Bulan Juni menyingkap cerita yang mungkin tidak ia ucapkan pada bait puisinya
Puisi hujan Mei yang bersanding dengan air mata yang jatuh
Hujan Bulan Juni merupakan kumpulan puisi karya Sapardi Djoko Damono pada 1994.
Puisi tentang gerimis, merawat kehangatan serta ingatan yang mengembun.
Bulan Juni Bulan penuh warna Untuk sang penyair Indonesia Bahkan untuk kita semua
Novel ini terinspirasi dari puisi yang juga berjudul sama dari pengarang yang juga sama, "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono.
Di siang hari sambil termangu,Rintik-rintik hujan pun kembali di bulan juni,Tampak menjatuhkan gerusan air banyak sampai -: menutup kegerahan panas la
Tak Ada yang Lebih Tabah dari Hujan Bulan JuniSapardi Djoko DamonoOleh :Ardita Da'imah Cahyani (XI-RAWK)Novel karya Sapardi Djoko Damono ini mencerita
Sarwono adalah seorang peneliti di Prodi Antropologi FISIP-UI. Sementara Pingkan menekuni bahasa dan kebudayaan Jepang di kampus tersebut. Keduanya te
Sarwono adalah seorang peneliti di Prodi Antropologi FISIP-UI. Sementara Pingkan menekuni bahasa dan kebudayaan Jepang di kampus tersebut. Keduanya te
Sarwono adalah seorang peneliti di Prodi Antropologi FISIP-UI. Sementara Pingkan menekuni bahasa dan kebudayaan Jepang di kampus tersebut. Keduanya te
Sarwono adalah seorang peneliti di Prodi Antropologi FISIP-UI. Sementara Pingkan menekuni bahasa dan kebudayaan Jepang di kampus tersebut. Keduanya te