Hati Calvin telah lama menanti. Menanti hadirnya percikan kasih dan cinta Silvi. Sedikit saja, namun tak pernah ia dapatkan.Pernikahan hanyalah status
Punya kakak super tampan dan super baik memang menyenangkan. Tiap hari, ada saja kejutan dan hal baik yang bisa dipelajari darinya.Seperti pagi ini. M
Ia terpaku, seakan tak mempercayai penglihatannya. Ekspresi ketakutan terlintas di wajahnya."Ya Tuhan..."Mengapa ada banyak bercak darah di karpet? Ap
Pegiat sosial dan literasi berparas tampan itu menerima tamu ketiga di kantornya. Seorang wanita berambut sebahu tersedu saat melangkah masuk ke kanto
Sepasang kaki berlari mengejar. Pelataran rumah sakit dijejaki dua pria tampan berdarah Tionghoa. Satunya berjas dark brown, satunya lagi memakai jas
Bagi Calvin Wan, tak ada hari libur untuk menulis, berbagi, dan mencintai. Sebuah ulasan tentang wacana populis Donald Trump ditulisnya dengan sempurn
Bagaimana rasanya terperangkap sepi di tengah keramaian? Silvi tengah merasakannya. Gadis cantik blasteran Sunda-Inggris itu menggigit bagian dalam pi
Ada cinta yang sejatiAda sayang yang abadiWalau kau masih memikirkannyaAku masih berharap kau milikkuMasih berharap kau untukku (Isyana Sarasvati-Masi
Ada cinta yang sejatiAda sayang yang abadiWalau kau masih memikirkannyaAku masih berharapKau milikku** "Camera rolling...action."C
Di bawah hujan, Calvin dan Syifa berpelukan. Air mata Syifa mengalir bersama air hujan. Sesaat tadi, dilihatnya kakaknya yang tampan itu berjalan tert
Sayangnya, Silvi tak pernah percaya. Gadis cantik blasteran Sunda-Inggris itu gelisah. Hatinya dicengkeram resah."Andai saja aku bisa melakukannya sen
Dokter setengah baya berwajah baik itu berlari menuju mobil. Pesan dari suster yang diterimanya beberapa menit lalu mengusik perasaan."Dokter Rustian,
Tubuhnya merosot dari sofa, lalu mendarat empuk di lantai. Pemuda tampan berparas oriental itu tersentak bangun. Mengerjapkan mata, mengumpulkan nyawa
Calvin tak berdaya. Ruangan berlangit-langit putih, berlantai putih, dan berdinding putih ini seperti penjara. Penjara yang membelenggu mimpinya.Dokte
Menatap nanar teman-temannya yang berjalan menuju kapel di belakang sekolah, Calvin menyilangkan lengannya. Ia harus menghadapi pertanyaan beberapa te
"Kamu harus mengalah!" teriak seorang pemuda berkulit gelap dengan pakaian seragam tim lawan.Bola basket di tangan Calvin ia dribel dengan kekuatan pe
Taman mendadak sunyi. Semua anggota keluarga terpaku menatap Calvin. Calvin yang tampan, memeluk Silvi yang cantik. Calvin yang terlihat begitu dewasa
"Silvi, maaf..."Calvin mendekatkan wajahnya ke wajah Silvi. Lembut menyibakkan rambut panjang gadis itu. Menyelipkannya di belakang telinga."Maaf? Aku
"Bagaimana kalau ia meminta-minta di pintu gerbang gereja, lalu masuk gereja, dan menanggalkan jilbabnya?"Calvin membacakan Ayat-Ayat Cinta 2 untuk Si
"Calvin, ini apa?"Perlahan-lahan, wanita cantik berwajah oriental dan bermata sipit itu mengangkat sebuah buku. Buku itu terbuka di halaman tertentu.