Hikam annafis seorang yang mempunyai cita cita tinggi
“Bagaimana mungkin engkau masuk ruang kehormatan Tuhan, sedangkan engkau masih belum bersih (bersuci secara batin) dari kelalaian-kelalaiannya”
“Bagaimana mungkin engkau dapat fokus untuk berjalan (menuju Tuhan), sedangkan engkau masih terbelenggu oleh perbudakan hawa nafsumu”
“Bagaimana mungkin hati akan bersinar, sedangkan cerminnya dikotori oleh gambar-gambar yang bersifat materi”
“Tidak ada sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi hati kecuali uzlah (mengasingkan diri) dengan penuh tafakur (merenung).”
“Tanamkanlah wujudmu di dalam bumi ketidakterkenalan, karena sesuatu yang tumbuh dari apa yang tidak ditanam, maka hasilnya tidak akan sempurna”
“Amal perbuatan kita hanya bentuk jasadnya saja, sedangkan rohnya adalah adanya keikhlasan disana”
“Kualitas dan jenis amal perbuatan kita berbeda, karena perbedaan kualitas spiritual kita”
“Apabila Tuhan membukakan jalan bagimu untuk mengenal-Nya (melalui penderitaan), maka janganlah engkau hiraukan jika amalmu akan berkurang
Jangan karena atas janji Tuhan yang tak terwujud maka membuatmu skeptis akan janji-Nya
Pada hikam kali ini kita akan dibawa kepada sebuah pernyataan untuk menyikapi lebih mendalam atas rencana terbaik Tuhan.
Sepertinya kita perlu sepakati dahulu bahwa tubuh manusia terbagi menjadi 2 bagian, yaitu tubuh fisik dan tubuh metafisik.
“Buatlah dirimu santai dan beristirahat, tidak perlu merisaukan urusan tadbir (bekerja/berusaha). Sebab apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain, tid
“Kehendak kuatmu yang sudah kau tetapkan lebih dahulu tidak akan dapat menembus dinding kepastian (takdir) yang sudah ditentukan Tuhan.”
Sebenarnya kita itu pernah ga sih berpikir bahwa untuk tujuan apa kita diciptakan?
“Tanda seseorang mengandalkan pekerjaannya adalah berkurangnya pengharapan ketika ia mengalami kegagalan.”Dalam penjelasan pada kutipan ini, banyak
Cerpen Menjadi Nelayan
Pendiri Whatsapp menghadapi ketidakpastian dalam hidup
Ibadah sebagai Cinta dan Kangen kepada Allah Swt
Demokrasi kita ini adalah pilihan para pendiri negeri ini. Pemerintahan bertanggung jawab untuk kepentingan bersama