Heidelberg sebagai salah satu kota bersejarah di Eropa perlu diulas dan dijadikan destinasi menarik bagi para pelancong
Manusia terlihat hanya setitik debu di antara kompleksitas alam semesta. Tapi bagaimana bila Khalik semesta menjadikan kita menjadi anak-anakNya?
Eksistensi manusia dalam kehidupan di dunia sebagai makhluk yang lebih tinggi
Kisah berseri ini merupakan lanjutan dari "Apa Pun yang Terjadi, Indonesia Tanah Airku" (Bagian ke-16). Semoga maklum adanya.
Aku tidak bercerita kepada Ibu bahwa hubungan aku dengan Papa dan Mama semakin erat setiap malamnya.
Apa pun yang terjadi, hidup akan terus berjalan. Masa depanku masih panjang, tapi tentu saja tidak bisa egois menentukan jalan hidupku selanjutnya.
Setelah mendengar kisah yang diuraikan Mama dengan bantuan terjemahan dari Gustav, aku menjadi semakin penasaran dengan almarhum Ayahku.
“Sampai saat ini, aku masih meyakini dia adalah ibuku. Dan, aku juga belum yakin jika Ayah kita sama Gustav,” aku bicara setengah nelangsa...
Aku merasakan ada suara-suara hati jika kami adalah dua orang yang pernah berada dalam satu rahim seorang ibu.
Banyak pelajaran hidup yang baru sejak sebulan meninggalkan Jakarta, ditambah pula dengan teka-teki kehidupanku sejak bertemu Gustav di Singapore.
Aku akan buktikan bahwa kamu adalah saudara kembarku, dan akan kubawa kamu ke Jerman menemui Ibu kita.....
Heidelberg adalah romansa yang indah; di sana musim semi mengelilingi rumah dan pekarangan dengan tanaman merambat dan bunga-bunga
Gedung ini adalah Studentenkarzer atau penjara para mahasiswa Universitas Heidelberg di masa lalu.
Heidelberg berada di negara bagian Baden-Württemberg. Tercatat ada sekitar 160.000 penduduk yang tinggal di kota ini.
Aksi nekad membuang tembakan ke arah kerumunan orang untuk membunuh lalu pelakunya bunuh diri adalah persoalan sosial-psikologis yang kompleks.
Heidelberg. Sebuah kota, sejuta warna, serumpun cerita.
Kami cukup beruntung, meski waktu luang yang kami miliki tidak banyak, tetapi di waktu yang singkat itu kami masih bisa mengunjungi dan menikmati bebe
Jakarta-Heidelberg, Dari Batik Sampai Bertemu Pak Habibie, Sebuah Catatan Perjalanan Oleh: Erfan Adianto Pada tanggal 12 November sampai 26 November