Bulan sabit adalah petunjuk Bagi orang-orang yang bertakwa Jika mereka diganggu, Maka akan melawan Tetapi tidak berlebihan. Sungguh, berada di jalan
Hatinya Tertutup Sedikit yang Percaya Mengapa dia menumpahkan darah dan air mata? Mengapa dia mengusir warga dari kampung halamannya? Balasan apa
Tuhan yang maha memberi arah Di hadapan-Mu kami berserah Anak kami, titipan yang indah Lindungilah langkahnya di jalan penuh berkah
Kerinduan seorang anak perempuan dengan cinta pertamanya yaitu sosok seorang ayah
Serayu menerpa wajah gadis berparas dahayu. Melangkahkan kaki dibawah nastabastala biru.
Puisi keempat dari sembilan rincian judul puisi tentang Dampak, khususnya tentang Dampak Benci. Semoga bermanfaat.
Cukup Nusrat di Banglades sana, yang dibakar hidup-hidup karena menyuarakan ia diperkosa kepala sekolahnya. Cukup itu, jangan ada lagi
Menolong orang tidak pandang bulu, membantu siapa saja yang dibutuhkan untuk kebaikan orang lain. Senantiasa menunjukkan kebaikan tanpa memandang diri
Setelah engkau mentitah membaca tahi lalat di dahimu Kepada seluruh alam raya dan yang mengasuhnya
Seseorang itu yang keindahannya mampu menyamarkan indahnya dunia ini. Yang cahayanya mampu memadamkan cahaya hari
Suatu malam Jumat Legi, Dewi Lanjar berdiri di tengah pantai utara Jawa
Puisi keempat dari sembilan rincian judul puisi tentang Tumbuhkan Cinta, khususnya tentang Tumbuhkan Cinta kepada Ayah Ibu. Semoga bermanfaat.
Puisi pertama dari sembilan rincian judul puisi tentang Tidak, khususnya tentang Tidak Membiarkan Dalam Hatinya Dendam. Semoga bermanfaat.
Bawalah titipan rindu pada-Nya agar Ia mengirimkan setetes air hujan tuk menghilangkan dahaganya.
Jomlo juga pantas untuk berbahagia. Bahagia dengan dirinya sendiri dan untuk harapan dan cita-citanya
Puisi pertama dari dua puluh delapan rincian judul puisi tentang Tidak Harus, khususnya tentang Tidak Harus Gagah. Semoga bermanfaat.
Puisi tentang gejolak rasa yang terpendam karena jarak.