Raja’ yang benar adalah pengharapan yang disertai amal dan usaha, sementara raja’ yang salah adalah harapan kosong tanpa tindakan nyata
Pada hari Minggu, 17 November 2024, jemaat GPIAI Efata Salatiga berkumpul dalam ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Yulia Santosa.
Pertemuan Hamba Tuhan GEPEMBRI Kalbar membahas pentingnya introspeksi, anugerah, dan peningkatan intelektual berdasarkan keteladanan Daniel.
Pentingnya kesetiaan seorang hamba terhadap kesejahteraan, mencerminkan komitmen untuk selalu mendampingi dan melayani, meskipun dalam keadaan sulit.
Titik air menembus bocor atap,Rintik hujan jawaban semesta.Menyejukkan hati meski nafkah tak tetap.Bosan berharap kepada pembesar dusta.
Di tepi jalan, di bawah langit kelabu, Seorang hamba bernaung dalam debu.
Alam pun bersahabat bagi hamba-Nya yang beriman Hilang panas timbul nyaman
Pemimpin yang sejati menghamba dan melayani rakyat. Presiden sebagai pemimpin tertinggi harus menjadi pelayan utama dan pelayan dari para pelayan.
revolusi industri“Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu ..."
Di tengah kerasnya hidup, aku merindukan pelukan ibu. Di sanalah rasa damai, saat dunia tak lagi menjadi beban dan waktu terasa berhenti.
Pertemuan Hamba Tuhan GEPEMBRI Klasis Kalbar diisi kebersamaan, kotbah tentang kerendahan hati, dan pengumuman penting pelayanan.
Keteladanan dari sosok Paus Fransiskus
Tuhan adalah Tuan kita dan Kita adalah hambaNya
Katanya engkau di ujung ambara sanaMenciptakan sebuah cerita bertemakan manusiaBerawal dari kisah Adam
Puisi ini bertema mengenai Ketuhanan. Allah SWT lah segalanya bagi seorang hamba.
Jangan sombong bila di sanjung orang lain. Masih ada Tuhan yang keelokannya tak bisa di bandingkan dengan hambanya.
Kembali lagi kepada saya yang tidak konsisten menulis. lewat judul yang mewakili perasaan dan pikiran saya yang sederhana untuk di pikirkan tapi
Doa ini mencakup permohonan yang sangat penting untuk menunjang kehidupan kita sebagai manusia.
Dalam puisi ini saya ingin menyampaikan bahwasanya kita bukanlah siapa-siapa, melaikan hamba yang membutuhkan Tuhannya,bagaikan debu yang berserakan.