Kutulis bait aksara tentangmu yang hadir diperjalanan waktu
Nak, dirimu adalah cinta Lembar kehidupan yang memberiku arti Darimu aku belajar mendefinisikan bahagia
Desa ini sedang diselimuti hujan tatkala hidupku harus berubah dengan hadirmu yang tiba-tiba tiba
Ketiadaanmu yang begitu terasaHening merayap, mengisi setiap ruang
Lampu tongkrongan: sebuah puisi yang lahir dari perpaduan ketenangan jiwa dan pengalaman hidup di setiap duduknya di tongkrongan.
Rasanya memang tak adil, namun untukmu aku berterima kasih. Baca puisi "Terima Kasih, Tuan" di sini.
Dalam setiap langkahku, kau ada di sana,Menemani, menguatkan, memberi kenyamanan tanpa batas
Kau tak pernah memilih tempat Di atas laut pun kau memberi warna indahmu Warna damaimu sangat terasa nyaman
Englaulah bintang yang bercahaya Di gelapnya malam Menakjubkan mata yang memandang Jauh ke angkasa raya
Segelas jamu yang teramu dan terseduh utuh hangatkan hari-hariku
Hadirmu bagai angin surga membawa harapan baru untukku
Hadirmu yang sering mendampingi tangisan langit yang kadang dinanti dan dibenci
Ketika engkau hadir, ada rasa yang berbeda, aku merasa engkau memberi arti yang membuat hati selalu senang dan ingin engkau tetap ada di sini.
meski rindu membuat sakit, tapi tak urung tetap berharap ada saat bertemu,
Dulu aku hanya mengenal Engkau, Tidak lebih indah dari sekarang
Hadirmu tlah membawa ruang rasa Nada bicaramu membuat candu Sehari tanpa mendengar suara khasmu Duniaku menjadi hampa
Terima kasih, kehadiranmu telah membalut luka hatiku. Akan selalu kujaga cinta dalam kalbuku agar tetap utuh.
Engkau manusia begitu banyak sekali berkelu kesah, sehingga kelu untuk lidah menyebut nama kekasihNya itulah sefakir fakirnya seorang hamba.
Menjalani hari bersamamu seolah membuka duniaku yang baru, hamparan harapan kian menjanjikan bahagia, meneguk nikmat surga di alam nyata. Berjuta rasa