Aku hanya ikut saja ketika kamu ajakBerkunjung ke rumah singgah ituAku pejalan jauhTidak pernah menera tanda pada petaTentang kebun kampung kotaTentan
Rupanya Aan Mansyur memelihara ayam jantanKokoknya baru saja mencokok sepucuk puisiYang pulas dalam empuk hangat pelukanAan Mansyur masih begadang di
Dengan segala debu melekat di bawah kakimuAku rebah serata tepian bayangmuTelah takluklah sejuntai jantung paruOh, Pelukan yang menangkap akuLepasku d
Apa yang perlu dipeluk sepuas hasrat Ketika pisau-pisau menikam diam-diam Maka kutinggalkan saja pelukan piluMemenuhi panggilan pelukanmuSeb
Pelukanmu adalah muara seluruh rindukuYang terjejak di antara tebing-tebing batu-batu Sebelum kelak laut samudra menautkan dengan Gelombang badai sega
Bertemu kamuAda damai yang tidak masuk radar pujanggaBerpelukan denganmuAda tentram yang diidamdambakan pujangga Aku tengah lelah mengelanaDi rimba su
Aku tidak mencatat berapa suhu pelukanPesisir tidak mengekalkan angka-angkaBuih-buih terus mencumbu pasir-pasir saljuKota-kota telah melepas pelukanny
Aku sering mengirimmu sepucuk puisiSelalu kusertakan suara Remy SyladoTerlalu serius bisa terkilir jari-jarikuPuisi-puisiku itu tidak terlalu menjurus
Kalau perkutut liar terlebih dulu sampaiSerangga malam pun kini menyusulnyaSelamat datang, kamu yang jauhSuaramu melintasi kilometer-kilometerHanya un
Kacamatanya tebal. Sebelah kanan minus 10, sebelah kiri minus 8. Anda tentu bisa membayangkan setebal apa kacamatanya. Hobinya memelihara hewan, ayam