Sebait Puisi - Sebait puisi dapat mengartikan banyak makna
Yang rindu, yang kangen untuk dia yang telah tiada. Tak apa, wajar, aku juga merasakannya.
Elegi Corona bawa resah dan rasa puspas tanya, kapan berakhir semuanya?
Pinta telah didengar langit Tertuang dalam puisi berbait Dinding-dinding bisu menerima gaung
Kuratapi itu, kau berubah sekejap mata oleh karena kepentingan saja, kau tak lagi indah, keaslianmu berganti dengan mata lampu dan mata air buatan man
Semenjak suasana berubah menjadi fana, dawat pena tidak pernah lagi tertumpah di atas buku-buku belajarmu, kau hanya terdiam tanpa belajar, kau hanya
Anakku menangis tidak minum susu, badannya kurus karena kekurangan gizi, cerobong asap pabrik menghitamkan negeri ini, kami hanya bisa menonton, sedan
Gelombang yang malu marah padaku, aku yang berdiri memandang keindahan alam luas, terpaku pada satu pandangan jauh, terselip kekaguman di dada, indahn
Bising suara-suara pabrik, suara-suara bocah menangis memanggil bapaknya. Seorang perempuan muda marah-marah pada anaknya, para bapak terus berjalan m
Hendak kusampaikan pesan dari guruku, karena negeriku sudah lumat di dalam kekacauan, maksiat terjadi dimana-mana, kejahatan menjadi jalan mencari naf
Ada yang lagi galau? Atau lagi gundah karena gak ada yang menemani di kala sepi sendiri? Cieee yang jones alias jomblo ngenes, mukanya jangan ditekuk
Masa menjejak langkah kian surut Mengikis sepi, membunuh waktu Ilalang tak lagi melambai dalam belaian angin Belantara gulana terus menyusup
Meminjam wacana yang pernah dilontarkan oleh Kompasianer mengenai pertemuan antara Prabowo dan SBY di Istana Negara beberapa waktu yang lalu dengan ar
begitu banyak yang ingin dituliskan disini...tapi justru itu yang menghambat laju kata bahkan membuat bingung harus atau sebaiknya yang mana... tap