Kala hujan turun, bumi yang gersang tersenyum, menyambut kehidupan baru dalam segar yang dinanti lama.
Langit biru terlukis senja, Semburat jingga menyapa dunia. Angin sepoi menyapa jiwa,
Titik hujan telah menutup kisah kemarau yang panjang
Fiksiana. Fiksi. Puisi Di Tanah Gersang. Puisi Yuliyanti
Kekeringan adalah faktor alam, namun bisa diperparah ulah sebagian manusia dengan merusak alam. Seharusnya manusia sadar dengan menghormati alam
Tandus dan gersangnya kerendahan hati, menunggu program reboisasi yang langka
Sejuknya alam diterpa hujan memberi kedamaian alam semesta dan penghuninya
Bila kemarau melanda hati dan jiwa maka semua tak ada gunanya
Penggunaan pupuk kimia yang terus menerus justru akan membuat tanah menjadi mandul dan gersang.
Hujan belum juga datangSudah dua pekanRerumputan di halaman sudah mengering
Meskipun gersang, ladang kehidupan memiliki cara bertahan dari kepunahan
Kisah Halimah yang mendapat keberkahan hujan saat menyusui Nabi Muhammad SAW.
Tanah gersang, bercadas dan miskin hara tak boleh menjadi alasan untuk tidak bertanam. Kita bisa menyulapnya menjadi lahan yang hijau dan bermanfaat.
Rinduku gersang pada petang yang bising. Baca puisi Gersang: Orang-orang Selalu Mencari Jalan Pulang berikut di sini
Engkau kadang bisa menjadi hujan. Menghujani jiwa-jiwa gersang
Gersang tumbuh dari badai yang tua dari tanah yang dirampas oleh rindu dan sesak.
Daun-daun berguguran pada musim iniDebu lebu tanah beterbangan tak tentu arahDihantam puting beliung kecil
Kesetiaan diuji dengan melewati padang gersang hubungan. Cinta tanpa bukti adalah dosa terbesar.
Menanti pagi di tengah siksaan siang dan bersiap menyambut malam di pengujung takdir, Menuju keabadian dalam kehancuran yang menyesakkan jiwa