Di desa kecil di kaki Gunung Gede ini, Yani dan Husen menemukan kedamaian dalam kebersamaan mereka, menikmati setiap momen yang mereka miliki.
Air mata itu seperti hujan yang membasahi dan menyegarkan, menambah keindahan
puisi merupakan suatu karangan penulis yang terdapat arti di dalamnya, dalam puisi ini menceritakan bagaimana penulis begitu suka dengan hujan.
Inilah suasana malam, Dalam kesunyian. Menanti pagi… Sang Pendaki.
Gemericik berbisik-bisik mewanti-wanti setiap asa yang tak kunjung kesampaian
ternyata dirimu adalah dirimukau bilang yang tahu dirimu adalah kamu
Suara-suara bergemuruh memecah beku, angin mengitari seakan ingin tahu, berjuta kali kejadian berulang, entah berapa episode kehidupan di jalankan. Ka
Rinaimu menuju empat penjuruSunyiSepiGemuruhmu menanti asa segala bernyawa penghuni bumi menungguKering kerontang menuai resapBintang tertutup awan me
Masih ingat tidak ketika dulu, pertama kamu hadir turun kebumi?, sungguh sangat menyejukan setiap relung hatiku.atau mungkin saat kamu membasahi jende