Sepenggal kisah saat malam takbiran idul fitri 1 syawal 1444 Hijriyah
Takbir berkumandang syahdu dan mengharukan menyambut hari kemenangan. Allahhu Akbar!
Gema takbir menggema lagi langit mendekap doa pemeluk sepi yang diam dengan munajat seorang diri
Takbir keliling diikuti oleh remaja musholla/masjid, bapak-bapak dan ibu-ibu ikut andil dalam kegiatan ini.
Berita tentang kematian seseorang, bisa menjadi pengingat pada karunia Allah kepada kita yang masih diberi hidup.
Hari Lebaran adalah tuntas segala belenggu dosa dan kesalahan kepada sesama dan kepada Yang Maha Pencipta.
[Sejak tadi, gema takbir terhenti.] Tali-temali pun bersaksi. Dini hari, tak hanya menawarkan beragam mimpi. Tentang perjuangan hati. Kembali fitri.
Gema takbir merambat pelan memenuhi dimensi ruang dan waktu. Dan, di atas sajadah, aku memungut resah.
Ratusan pesan malam ini masuk ke group WA, mereka mengucapkan permohonan maaf
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin