Kalau udah kena FOMO, biasanya overthinking ikut-ikutan datang. Ini tuh kebiasaan mikir sesuatu terlalu dalam sampai bikin stres sendiri.
Fear of missing out (FOMO) mulai dikenal pada perkembangan media sosial yang pesat, namun bisa berkembang menjadi gangguan kecemasan hingga depresi
FoMO yang banyak dibicarakan oleh banyak orang merupakan suatu fenomena yang bisa mempengaruhi kebahagiaan kita, loh!
Media sosial bisa membawa kesenangan, tapi juga memicu FOMO dan tekanan sosial yang mengancam kesehatan mental—temukan cara mengatasinya di sini!
Generasi Z hadapi krisis mental akibat media sosial dan FOMO. Apa penyebabnya? Temukan solusi untuk masa depan mereka di sini!
Di era digital yang penuh tuntutan, mahasiswa Gen-Z kini dihadapkan dengan tantangan "toxic productivity"
Menjual barang yang sedang tren, untung atau rugi?
Tren FOMO yang bikin kita semua kecanduan! Nyatanya hanya untuk kesenangan diri sendiri.
Fear of Missing Out (FOMO) menjadi fenomena yang semakin umum di era media sosial.
FOMO adalah istilah pada 2004 di perkenalkan dan setelah itu digunakan secara global sejak 2010
Fear Of Missing Out atau yang biasa kita singkat dengan FOMO, adalah fenomena dimana seseorang menjadi takut akan tertinggal zaman.
Artikel ini mengkaji bagaimana FOMO memengaruhi pembentukan opini politik di kalangan Gen Z
"Terlalu asyik berselancar di dunia maya? Hati-hati, kecanduan media sosial bisa mengancam kesehatan mentalmu!"
Apakah Gen Z siap menjadi pilar harapan bangsa menuju Indonesia Emas 2045?
Apakah FOMO crypto sudah usai? Kripto dan Generasi Muda: Fenomena Baru yang Mengguncang Ekonomi Digital Indonesia
"Scroll TikTok: hiburan atau jebakan? Saat '5 menit saja' berubah jadi sesi berjam-jam yang bikin lelah, di mana letak self-care itu sebenarnya?"
FOMO yang berkepanjangan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental kita
Istilah fomo tidak asing dikalangan Gen z, namun Bagaimana dampaknya bagi kesehatan mental mereka?
Islam menganjurkan untuk mengikuti prinsip-prinsip pemenuhan kebutuhan secara tidak berlebih-lebihan, sebagai bentuk ketaatan pada Allah SWT.
Konsep ini mengingatkan kita bahwa perspektif kita adalah alat bantu untuk memahami dunia, bukan kebenaran absolut.