Tepat saat John Mayer melantunkan "Parts of me were made by you."
Yang benar saja, minggu lalu tidak ada satupun tulisan Vana yang dimuat di media
Menyederhanakan kondisi yang nampak rumit. Menyederhanakan perasaan yang terlalu berbelit.
Lantas dimana Vana akan menemukan dirinya? Bagaimana bisa jika Vana tidak mengetahui siapa dirinya dan dimana dirinya sekarang.
Selalu aku doakan dalam setiap malam dan tiap-tiap waktu kita beradu.
Tentu saja kata pulang bukan berarti aku benar-benar pulang.
Es krim mungkin bisa menjadi solusi kakak beradik yang berkelahi.
Terkulai, lemas, hampir pingsan. Nyatanya ini lebih rumit dari katanya.
Patriarki! Patriarki! Teriak dalam hati. Apes, hawa tetap jatuh cinta.
Merangkul angin sama seperti berharap matahari terbit dari barat daya
Vanalika mencari di mana bunga matahari bersembunyi
Sebab malam itu, bungaku tidak dianggap, rokok jauh lebih menarik
Kepalaku sakit, kakiku pegal, hatiku seperti dibegal
Aku membeli parfum dan beberapa amunisi. Tentu saja tidak lupa aku mengambil minuman vitamin C
Semua orang di Flos Villa nampak bahagia seolah dunia ini baik-baik saja. Tempat ini padat dan sesak. Virus corona bukankah masih ada?
Lanjut cerita boleh kan? Tuhan tahu tidak, ya pasti tahulah, gimana sih Vana. Dia kan Tuhan
Aku tiba dalam sepi, sontak ada sesuatu tiba-tiba menerjang tanpa mengabari. Hujan disambut badai hebat datang menghampiri.
Tak ada pilihan selain aku mengikuti kemauan Gatto, bertemu di Lapangan Pemerintah. Mengapa Gatto tertawa? Aneh!