Fitnah memang menyakitkan, tetapi jika kita hadapi dengan sabar, tidak membalas keburukan dengan keburukan, kebenaran akan menemukan jalannya sendiri
Belajar mengakui kesalahan, tidak mengkambing abu-abukan orang lain dan meminta maaf adalah bentuk kedewasaan sebagai pemimpin maupun masyarakat.
Perilaku negatif berakar dari rasa takut akan perubahan.
Era post-truth menghadirkan tantangan besar bagi umat manusia, mirip dengan fitnah yang akan dibawa oleh Dajjal di akhir zaman.
Fitnah tidak mendefinisikan siapa kita; sebaliknya, cara kita menghadapi fitnah yang membentuk reputasi dan karakter kita.
Di sebuah kampung kecil yang damai, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal terkenal sebagai empat sahabat yang sering berkumpul di pos ronda.
Malam itu, setelah menjalankan ibadah salat Isya, aku duduk termenung di teras rumah. Langit tampak tenang, penuh bintang, tapi di dalam hati,
Di bawah sinar bulan yang temaram, angin malam bertiup lembut, membawa suara-suara dari masa lalu.
Aku duduk di sudut mushola tua, tempat yang selalu kutuju ketika hatiku gundah
Pencemaran terhadap seseorang dianggap sebagai suatu tindak pidana, baik yang dilakukan secara lisan, tertulis, ataupun melalui media elektronik
Dalam kehidupan, fitnah mungkin tidak bisa dihindari sepenuhnya, tetapi bagaimana kita menghadapinya akan menentukan siapa kita sebenarnya.
Jika ingin rumah tangga tenteram janganlah menyebar fitnah kepada siapapun karena akan berakibat fatal bagi rumah tangga.
Seperti senja yang hanya bertahan sebentar di cakrawala, begitu pula dendam, ada waktunya nanti ia padam.
Anies Baswedan menghadapi pembunuhan karakter dengan integritas dan ketenangan. Temukan bagaimana ia mempertahankan reputasinya secara bijak.
Lisan, adalah karunia Allah yang unik, di satu sisi bisa menjadi sumber kemuliyaan diri, namun di sisi yang sama bisa menjadi sumber kehancuran diri.
Nyatalah bahwa fitnah itu lebih besar akibatnya dari pada pembunuhan.
Model pergaulan di dalam penjara, terkadang lucu dan naif.
Bayangan fitnah yang terlihat jelas menyelimuti, terlahir dari sifat yang selalu iri
Pak Sarno adalah sosok yang selalu dianggap sebagai tukang fitnah di desa kecil tempat tinggalnya.
Anandira Puspita, istri Lettu Ckm. Drg. Malik Hanro Agam (Lettu Agam), mengirimkan surat terbuka kepada Kapolresta Malang melalui akun Instagramnya