Halo kompasianer, ini adalah cerpen terbaru dari saya, mohon dukungannya
Semeru menyapa alam dengan tak diduga menysakan kisah lara yang tak terhingga
Ada rasa gelisah ketika masa purnabakti tiba. Namun, selalu ada kawan yang sama-sama berjuang. Takperlu gelisah hingga patah semangat.
Rinai gerimis sore ituSunyi mencekam meraja rinduDi tingkah sayup-sayup suara adzanBayangmu menari tak tertahanKeriput pipimu masih jelas tergambarMes
Pagi hari ditengah hiruk pikuk suara mesin, ada seorang hamba tertunduk lesu duduk di kursi kecil. Tangan kanannya memegang sebatang rokok murahan yan
Tuhan...Tangan ini selalu menengadahmengharap berkah dari Sang Maha PencerahPernah kutanya langit: Bagaimana cara merelakan hujan?Walau ia terjatuh,te
Beberapa hari belakangan ia sungguh tertekan. Sejak dulu tak pernah ia mendengar cerita, kalau benda-benda mati bisa bicara, berbisik-bisik. Kecuali m
Hening. Sejak semalam. Hanya desah nafas jam dinding yang memenuhi ruangan ini. Suara aduan sendok dengan piringpun begitu lirih. Aku mengunyah
“Lihat itu Jo..!!” Teriak seorang anak menunjuk pohon Pala[1] tua. Tingginya sekitar 2,5 meter. Sedang berbunga. “Ada apa..!? oh..ta