Katanya makhluk-makhluk tak kasat mata itu munculnya dimalam hari.
Aku melihatnya setiap malam, berdiri di balik jendela. Menatap jalanan dengan pandangan lurus yang sepertinya tanpa kerjap. Tirainya hanya terbuka sep
Saat menginjakkan kaki melewati gerbang kecil menuju lokasi Kota Tua, sesuatu aromah melintas dan terhirup olehnya. Tiba-tiba bulu kuduk Dina me
Disclaimer:Gore-horror theme. Karya fiksi ini berisi kekerasan, darah, dan kata-kata kasar. Bagi yang tidak berkenan, cukup membaca sampai disini. Sal
Lelaki itu pasti mati.Ck, ini gila! “Gu—gue mua…,”Bastian, salah seorang rekanku berlari pergi. Meskipun kalimatnya belum selesai, aku tahu apa y
"Uyul Rent.Menyewakan berbagai jenis tuyul baik lokal maupun impor. Income hingga Rp 75 juta/hari. Sistem bagi hasil tanpa tumbal. Tunggu apalagi? Ber
"Gimana, Al? Jadi kan kita bukber di rumahmu besok?"Fuih! Alya menghela napas saat membaca sebuah SMS yang masuk ke ponselnya sore ini. Pesan tersebut
Febi tiba-tiba menjerit ketika ia menemukan bercak darah di dalam kamar warna pink-nya. Ia tak tahu dari mana asal bercak darah tersebut. Ia mencoba m
Bulan tampak tipis di atas sana. Setipis senyum ibu yang selalu menghias wajah cantiknya. Dulu.Bulan yang sama mengintip malu-malu. Dari sela gu
Tak lelo…lelo…lelo ledhung…Cep menenga, aja pijer nangisAnakku sing ayu rupaneYen nangis ndak ilang ayune Lagu lelo ledhun
(o-o)Maggie May Quittenton, gadis kecil itu menopang dagu terpaku mendengar arahan guru. Satu per satu peran telah dibagikan. Kelas drama itupun dibub
Bayi-bayi mungil bergelimang darah itu terus bergerak-gerak mengerikan. Sebagian merangkak naik melewati kaki-kaki jembatan, sebagian terapung terbuai
"WIS PECAH PAMORE!!"Kendi berisi air tujuh sumur itu dipecahkan mbah Siti saat ritual siraman usai dilaksanakan. Reihan beranjak untuk berganti baju d
Disclaimer:Gore-horror theme. Karya fiksi ini berisi kekerasan, darah, dan kata-kata kasar. Bagi yang tidak berkenan, cukup membaca sampai disini. Sal
Perempuan itu melangkahkan kakinya yang kecil menyusuri trotoar jalan Hang Tuah. Bedak di wajahnya yang cukup tebal menyamarkan keriput di sudut mata
Ranti mematut diri sekali lagi di depan cermin yang menempel pada lemari pakaian yang ada di kamar mess ini."Oke, beres," ucapnya seraya meraih tas ra
Disclaimer:Gore-horror theme. Karya fiksi ini berisi kekerasan, darah, dan kata-kata kasar. Bagi yang tidak berkenan, cukup membaca sampai disini. Sal
“Keris apaan ini? Gak percoyo aku nek benda mati ini ada isinya,” Yono menimang - nimang keris yang gagangnya terbuat dari besi kuningan da
KAMU telah merancanakan kemping bersama teman-teman pecinta alam dua Minggu lalu. Besok adalah waktu yang sangat ditunggu-tunggu. Nurul memberikan pes
Tak lela lela lela ledhungCep menenga aja pijer nangisAnakku sing ayu rupaneYen nangis ndhak ilang ayune Wanti mengusap-usap kepala Seruni anak