“Aku bukan hantu! Aku benar-benar masih hidup! Dasar...!” teriakku lagi “Psst…! Dengar tuh, hantunya marah. Kamu sih pake bil
Judul: Fikber [2] Iblis dalam Jiwamu (End of Story?) Versi Ending dari Fikber [2] Horor Djeng Sri no. 5 “Jadi gi gi gimana ni pakdhe?&r
Sinna Hermanto, No. 10 Fiksiana Production: MEGATRUH Sinopsis. Hidup di desa dengan sawah-sawah hijau terbentang dan interaksi antar warga yang penuh
Hingga akhirnya, hantaman keroyokan membuat Sukma terkapar, yang masih terus dihajar oleh tim 13 Lurah Sadikin. “Pergi…! Temani lengan ki
Dinding-dinding rumah sakit tertawa. Lahirkan melodi mengerikan diiringi jeritan pilu. Perawat dengan usus terburai ketakutan, dilepasnya kepalanya, d
Sumber foto:villains.wikia.com Wajah Sukma masih bingung menyaksikan sekitarnya. Para perawat dengan tubuh terpotong, berdarah-darah, b
Bersamaan dengan rubuhnya Mbok Minah, bergulung-gulung rambut menyerbu tubuhnya dengan amat ganas. Menusuk nyaris setiap pori yang ada hingga membuatn
Mariam Umm no peserta : 12 ' Nggolek bojo ki angel toh' Masih memetiki bulu bulu halus kucing Nero, Mahaguru Jati menatap prihatin Ben. Untuk kesekian
Penasaran, Ben berbalik ke tempat semula. Jangan-jangan Ibu Yerekim berbohong… Tak perlu waktu lama untuk Ben kembali melihat Ibu Yerekim
Matahari berjalan mendahului Sandra. Langit berubah warna seketika. Jingga. Burung-burung gereja berlomba pulang. Kembali ke sarang. Di atas pohon. Ri
oleh Indah Noing, No.12 Bau anyir darah, suara cegukan burung hantu, hembusan angin yang semilir ribut, suara daun-daun kering yang bertegur sapa,&nbs
Foto Dokumen Pribadi: Edit Penting Demi Tulisan. Muslifa Aseani, No Urut 2. Jika menungguku selembut yang kau mau sudah melelahkan dan membosankanmu,
Gie terdiam sejenak, memandangi deretan azaleas dan rhododendron yang menjuntai beraneka warna di kiri-kanan tebing. “Sejak saat itu, aku terus
Aku melihat ke sekelilingku, membaca situasi serta mencari-cari benda yang bisa aku gunakan untuk membunuh si keparat itu. Ya, dia harus mati! James?
“Dor!!!” Letusan pistol itu menyadarkanku. Dr. Jalal terduduk di depan pintu dengan kepala berlubang. Pikiranku bergerak cepat, aku
Pical Gadi No. 11 Mendung hitam pekat mendandani langit siang ini. Mungkin sebentar lagi hujan lebat akan menari-nari. Tapi mungkin aku
ilustrasi Adri Wahyono No. 7 James? Mr. J? Bagaimana ia bisa menjadi dokter Jalal dengan aku sama sekali tak mengenali, paling tidak, suaranya?
Lilik Fatimah Azzahra, No.04 Ponselku berdering. Nugie. Ia memanggilku. "Ran! Cepat temui aku di Rumah Sakit!" Lalu sambungan terputus. Firasa
Empi Muslion, No.9 Keluar dari rumah sakit. Tubuhku lumayan segar, walau kadang migren dan tukak lambung ku sering kambuh. Aku sekarang h
Desol, No. 14 Dokter Jalal yang adalah James, mengarahkan pistolnya padaku. James mendekat secara perlahan. Disentuhnya wajaku dengan tangannya yang d