Entah sudah berapa jauh kami berjalan, sudah banyak kota yang terlewati, sudah pula puluhan tempat kami singgahi, untuk sekedar istrihata atau mengisi
Hujan semakin reda, matahari pun mulai muncul pelahan... seolah dia tak sabar menghangatkan bumi meski hanya waktu sekejap, yah seharian ini matahari
Entah berapa lama aku tertidur, aku merasa telah tertidur lama sekali. Kepalaku Pusing, Tenggorokanku kering, Badanku seolah tak ada isinya, melayang,
irwan zebua No. 3 Detak jarum jam mengusik telingan Ben yang dari tadi belum bisa memejamkan kelopak matanya. Ben terhanyut dalam angan, semua renteta
Ando Ajo, no urut; 5 Ben, menghentikan langkah. Sejenak ia menoleh. Sudah jauh Ben meninggalkan Desa Kamposaina. Bahkan, Ben tak lagi melihat gapura m
Sinna Hermanto, No. 10 Zzzzpppp. Aku seperti dihisap kumparan angin. Tulang-tulangku melunak. Tubuhku melayang. Di sini hangat. Aroma melati se
Dues K. Arbain No. 5 Aku tenggelam dalam hina Aku terpaku pada indah dunia Rahasiaku tersembunyi diantara kasat mata Dan bulan mati membawaku menuju k
Gaganawati, no.8. Dr. Jalal itu Mr. James ... Mr.J??? Mataku yang telah sembab, melotot. Tak kusia-siakan detik-detik kosong saat James ja
Livia Halim, No. 12 Aku terdiam di tempatku. Semua ini terjadi begitu cepat, tak sedikit pun aku memiliki waktu untuk berpikir dengan jernih. Aku memu
Andri Sipil, No.13 Tatapanku tertuju pada senjata timah panas itu. Sial, seandainya saja benda brengsek itu meluncur lebih jauh ke arahku. Mungkin saa
Foto: Dokumen Pribadi "Semua embanmu terpaksa Ayahanda pecat dan buang dari kampung kita. Mereka abai menjagamu. Jadi, Ayahanda harap, setelah ini kep
Dewi Puspa, 11 Drama Sore Hari "Bwuahahaha....ini lucu banget Bang...asli..tidak kusangka Abang bisa nulis cerita kayak gini..." Ipin me
Andri Sipil, No.13 Edisi Rectoverso, Soundtrack: "Feeling" by Morris Albert Seorang perempuan berdiri di ujung lorong cahaya. Ia mengulur
-Ran- Seiring waktu, aku merasa semakin pandai bersandiwara. Kemarin ini, aku sempat bersandiwara seolah-olah aku tidak tahu keberadaan kekasihku send
Sedetik, Dewi Anjani masih tertegun. Sensasi rasa hangat tadi terasa candu di jiwanya. Menyenangkan, terasa terbang, tapi perasaan apa? Seperti anak k
Ando Ajo, no urut: 05. Grumpyaaanggg… “Mampus lu, kodok buduk… kutu kuprettt… bajing—“ Sepasang mata Benjo mem
Saat ini fase yang saya capai dalam menulis fiksi (yang hasilnya sungguh-sungguh mencengangkan karena jauh sekali dari kata bermutu) sampai pada level
Febby Litta (No. 10) “Mama.. aku takut. Jangan pergi lagi! ” kurangkulkan tanganku makin erat ke leher Mama. Mamaku yang can
Suasana desa Ben masih mencekam, kematian pak Amat yang sangat misterius membuat warga ketakutan. Sebagai sesepuh di desa Kempesianu Ki Plenyun
Putri Apriani, No. 6 * Tubuhku berada di pelukan seorang lelaki kekar, berkumis tipis, ketika aku tengah terjaga. Kepalaku terasa berat sekali, tubuhk