Aku menuliskan kata-kata iniDi kertas warna coklat hasil pinjaman warung kopiTempatku bersinggah untuk bertahan dari kepungan pesan.Memintaku ini dan
Semua datang dengan hawa yang bersih.
Halo, Cinta.Masih kangen kah sama aku?Ah, kamu sudah terlalu sibuk melayani mereka.Terlalu asik sampai aku hanya jadi bayangan masa lalu.Sama seperti
Cinta, aku dengar kamu kangen rumah.Memanglah, merantau terasa melelahkan.Mengorbankan rasa nyaman demi pengalaman.Meski harus berpisah dengan beberap
Aku menulis ini dalam keadaan pusing.Kepala berputar serasa pelanting.Mual menghampiri menanti keluar.Merontokkan garis batas sabar.Candaan yang datan
Cinta, aku paham apa yang terjadi padamu.Luka lama itu masih menghantui kalbu.Tentu, kamu ingin lukanya sembuh tanpa bekas.Kamu lari kesana kemari men
HasratHei, Cinta. Mari kita bicara tentang hasrat.Banyak sekali daftar yang kamu buat.Semuanya sudah aku lihat.Tersirat, maupun yang tersurat.Tentang
Cerita tentang masa lalu memang tidaklah menyenangkan. Ah, mungkin sudah saatnya mencari pelarian. Akhir-akhir ini, aku sering ke warung kopi untuk se
Hei, Cinta.Apa kabarmu sekarang? Aku harap kamu baik-baik saja di sana. Tersenyum ria tanpa ada keluh kesah. Menikmati kebebasan yang nyata.Aku sedih
Denganmu, semua beban terlepaskanSemua keluh tersampaikanSemua sesak terobatiSemua halangan terlewatiTanpamu, aku hanya kelabuHidup segan arah tak men
Tralala trililiBiarkan ku bernyanyiAlunan mewakili filosofiKetukan nada yang berlariKata-kata kolaborasiLa di da diBiarkan ku bernyanyiMenanyakan kaba
Jika kebebasan itu benar ada,Aku ingin semua orang punya pilihanTanpa ada paksaan ataupun penilaian.Dari kalangan gurun dan pegunungan.Jika kebebasan
Berdiri aku resapiSemua perintah silih bergantiPenuhi ruangan iniMenjadi sesak sanubariRegulasi hanya membuat peluhKehormatan ciptakan jenuhJumlah jem