Pernahkah kalian berpikir kemanakah sampah elektronik yang kita buang? Bagaimana dampaknya bagi lingkungan dan manusia?
Dunia sekarang penuh dengan teknologi, apa dampaknya jika teknologi tersebut sudah rusak?
Temukan pandangan mendalam mengenai pengelolaan limbah elektronik (E-Waste) melalui artikel tentang integrasi Teknologi Hijau dan Data-Driven
5 mahasiswa FEB Universitas Jember sukses mengubah limbah berbahaya berupa katoda baterai bekas menjadi sebuah inovasi
Kini, teknologi memiliki peran yang sangat besar pada kehidupan manusia. Tersedianya berbagai jenis baterai timbal-asam untuk kendaraan bermotor, tele
Bagaimana kita bertanggung jawab terhadap timbulnya E-Waste yang masuk dalam kriteria Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3)
Meski limbah elektronik tidak sesulit limbah plastik yang jauh lebih sulit dan lama diuraikan, namun limbah elektronik (e-waste) tergolong limbah B3 (
Konsep revolusi industri 4.0 merupakan konsep yang pertama kali diperkenalkan Prof. Klaus Schwab, ekonom Jerman, melalui bukunya "The Fourth Industria
E-waste mengandung bahan beracun dan berbahaya, seperti merkuri, timbal, kromium, tembaga dan lainnya. Bahan-bahan itu bersifat toksik sehingga merupa
Pertumbuhan teknologi sangat cepat dalam satu dekade terakhir. Penggunaan internet yang meningkat dari tahun ke tahun dan peningkatan penggunaan gadge
Ini bukan sekedar teori. Tapi, sebuah fakta yang nyata dan sudah lama dilakukan. Ya, emas didulang dari tumpukan sampah, tepatnya "didulang" dari samp
Tahukah Anda, di tahun 2014 lalu ada sekitar 42 juta ton kulkas, televisi, mesin cuci, dan peralatan elektronik bekas lain. Gunungan e-waste atau samp
[caption id="attachment_153957" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi//Admin (Shutterstock)"][/caption] Tulisan ini serius. Waktu membac
Tulisan ini terispirasi dari obrolan saya dengan teman. Entah awalnya membicarakan apa, ujung-ujungnya sampailah kita pada obrolan tentang jumlah hand