Tak terasa Episode Cinta Rangkat 4 ( ECR4) telah sampai di akhir postingan dengan menghasilkan 200 judul dan telah secara resmi di tutup. Berbagai kis
Setelah Abi meninggalkan penginapan, Asih termenung di atas pembaringan. Dia masih belum yakin jika telah menikah dengan Abi. Perasaan yang hadir bias
Kabar kedekatan Mahar dan Firman telah merebak menjadi obrolan warga dimana-mana. Firman yang alim bersahaja, sopan dan ramah dalam bergaul ternyata
Sejak pertemuan dengan Firman di rumah ayahnya, Acik mulai uring-uringan. Setiap saat dia mengirim sms menanyakan banyak hal tentang Firman. Asih mem
Kabut masih menghiasi pagi, matahari juga masih enggan menampakkan diri. Suasana desa nampak lengang. Belum nampak para warga yang akan ke pasar atau
Pagi hari di kediaman pak Windu. Ruang tamu sejenak hening. Firman menggeser duduk agar batinnya tenang dan bisa mengutarakan suara hati yang terpenda
Pagi yang indah dengan kabut yang masih menyelimuti desa Rangkat, Asih membuka jendela lalu menatap kaget ke arah jalan. Pandangannya tak lepas mengam
Sore menjelang ketika Asih melangkah meninggalkan kantor desa. Tugas tambahan membuat jadwal pulang molor dari semestinya. Sinar lembayung yang mulai
Malam ini seperti malam-malam minggu yang telah lewat, Asih hanya berdiam diri dalam kamarnya yang mungil. Selepas sholat Isya, dia merapikan pakaian
Mendung di langit seolah membaca jiwaku yang nelangsa. Terabaikan dari hati pemilik cinta. Meniti hari dan berharap ada asa yang menjelma nyata. Mem
Acik termangu membaca catatan di kertas selembar yang terselip di antara buku yang ada di meja kerja Asih di kantor desa. Entah apa artinya, Acik hany
Malam semakin dingin.Hujan terus menghujam tanah yang lama mongering. Petir kilat berkejar-kejar saling rebut bersama angin yang tak luput pula menam
G Dear Diary, Icha kesel banget hari ini, padahal icha cuma datang membawa gladiol ke kantor desa sebagai ucapan selamat buat Aa Kades, tapi belum s
Ada gundah dalam hati Asih sejak beberapa minggu yang lalu saat mas Firman mengajak Umi Rere, sepupu Asih ke kota. Rencananya, mas Firman akan membant
Bunda Selsa datang berkunjung ke kios bunga, dengan mata penuh sembab menceritakan semua keadaannya."Bukan aku ngga rela ,Jingga nikah sama Bang Ibay
“ Kembang!!!! Tunggu dulu! Jangan lari kencang-kencang, nafasku tidak kuat…ukh..ukh..” Mas reporter berhenti berlari. Dia terbatuk-batuk karena keca
Kamar kontrakan mas Reporter sudah seperti kapal pecah. Seprei, kasur dan bantal pindah ke lantai. Lemari terbuka dan isinya berantakan. Kertas dan ma
Siang di desa Rangkat. Dari luar kantor desa terlihat lengang. Daun pohon mangga berjatuhan dan memenuhi halaman kantor desa. Buahnya yang banyak meng
Ruang tamu Pak Yayok dan Mommy tiba-tiba berubah senyap saat Pak RT Ibay mengucapkan kata-kata yang membuat ke dua orang tua Jingga terpaku. Pak Yayok
"Apa aku sekedar pengisi waktumu kemarin, apa itu artiku untukmu, mas ?" tanyaku tertunduk menyembunyikan airmataku dihadapan laki-laki itu. "Bukan