Artikel menarik kompasianer Anjrah Lelono Broto bertajuk "Perempuan Memandang Dunia dalam Puisi" edisi 29 Januari 2018 menginspirasi saya untuk menuli
Aku ingin mencintaimu dengan secukupnya. Tidak kurang juga tidak lebih. Cukup saja sudah cukup.Jangan nilai berarti aku tidak sungguh-sungguh. Ini jug
1/"Hari ini ulang tahun pernikahan kita, Mak,ingatkah?" ucapku sesaat duduk di bangku kayu,ketika sepasang anak muda mempersilakan kitamenggantikan te
Semalam, saat seekor gagak hinggap sebentar
"Memahami cinta ibu membutuhkan waktu."Keluargaku cukuplah.Kaya belumlah.Miskin tidaklah.Bahagia tentulah.Pileg tibalah.Ayahku ikutlah.Berharap jadila
"Pertolongan dirasa, saat merasa."Saat tiket pesawat lagi terbang. Akan butuh banyak uang terbuang.Saat untuk jalan pergi-pulang.Dalam mengisi waktu b
Geliat memesona menerawang dibalik selimut ceria. Indah perangai nampak anggun menghias di setiap saat. Senyum merekah menyejukkan sesiapa saja yang m
Ibu ....Engkaulah pelita dalam hidupkuEngkaulah penerang dalam gelapkuEngkaulah penyejuk dalam sedihkuEngkaulah pengobat dalam kalutkuSembilan bulan l
Bagimu, cinta adalah satu titik kebebasan dalam penantian. Ketika airmata melupakan makna tangisan. Menghanyutkan dan menenggelamkan luka saat dikhian
Fakir hati ini menerjemahkan rasa kagumku padamu. Narasi tentang pesonamu hanya dalam wacana, tak mampu kuungkapkan, menguar kebisuan.Senyum yang kau
Menemukanmu di titik itu, dan kembali berpikir waras. Setelah yang aku lakukan sebelumnya hanyalah merencanakan banyak kegagalan. Setidaknya sampai ki