Senja di hari itu, dengan jingga yang bersembunyi dari balik awan, dengan gerimis yang turun membasahi tanah Wuri
Denting malam selimuti ketegangan jiwaSudut kamar jadi saksi lelehan airmataBerteriak dalam ketakutan yang menderaDuhai wanita sang pahlawan devisaWaj
Wajah-wajah yang kemarin tersenyum hari ini melelehkan airmata. Tawa yang kemarin masih pecah hari ini tak lagi ada. Wajah-wajah itu sembab. Sebagian
Oleh: Iin IndriyaniNusantara tidak akan menjadi milik kita, jika kita tidak terlebih dulu tahu siapa kita. Jika kita tidak terlebih dulu mengharg
Oleh; Iin Indriyani"Turbin yang gagah." Aku menatap lekat kipas raksasa yang tinggi menjulang. Paling tinggi diantara turbin lainnya. Berdecak kagum.
Senja sungkan pergi. Malam terlambat datang. Pukul tujuh malam terlihat masih terang. Awan putih samar-samar, nampak kejinggaan. Angin berembus pelan.
'Touyuan International Airport', aku menunggu jemputan bis yang akan mengantarkan aku dan teman-teman lain ke penampungan agency, pikirku. Tapi ternya
Sudut kamar jadi saksi lelehan airmataBerteriak dalam ketakutan yang menderaDuhai wanita Sang Pahlawan Devisa...4 Agustus 2016,Malam menyakitkan. Mala
April 2008, ketika teman-teman masih memakai seragam putih abu-abu, aku sudah menginjakkan kaki sebagai Foreign Domestic Worker (Pekerja Rumah Tangga
Aku tinggal di sudut kota Changhua, Taiwan Tengah. Daerah-ku adalah pedesaan. Sangat jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Tidak ada minimarket apalagi pas
Aku menatap matahari bersinar dengan setianyaSedang diri ini seakan meredup dengan takdirNyaNan jauh di sana ada mereka merindu hadirkuSedang di sini
Seperti halnya aku, tinggal sementara di tempat ini adalah pilihan. Umumnya, Tki yang proses menunggu majikan baru harus tinggal di rumah Ejensi masin
“Maaf, saya mencari alamat ini, apakah kamu tahu, Dik?” Ku sodorkan ponselku ke depannya, dia meneliti alamat yang tertera di layar. Tak ada jawaban,