Bola api meliar Membakar ikatan biang selibut Anak semang pisah ranjang
Bumi MerdekakuBelawan ditebang. Rumput menari.
Jalanku benarku, jalanmu benarmu akan kembali membawa kita bertemu di sana
Seorang remaja terlena dengan kisah asmara cinta monyetnya, di titik mana seorang ayah/ibu ( orang tua ) hadir untuk mengarahkan, membimbingnya
Tidur nyenyak sampai mendengkur meski sedang ada masalah adalah nikmat yang luar biasa..
"Dari mereka aku pemenang, dariku aku pecundang, Aku pulang"..
Aku sibandot tua, pemajang garis-garis tulang iga. Dimana aku kau abadikan;Dimulut sesak abu,atau dibidang dada yang lapang.
Apapun pilihannya, kita hanya para penjaga titipan yang sejatinya tak pernah memiliki.Menunggu waktu sampai semua titipan-Nya diambil kembali.
Puisi/musikalisasi puisi dengan ide pokok bahwa hidup adalah tentang keseimbangan.
Terjingkat-jingkat langkah patah mencari pijak yang tak tergenang, Masih deras langit mengguyur jalan-jalan berlobang..
Fitrah manusia akan berempati ketika melihat saudaranya berduka, mari sejenak mengheningkan cipta..
Sedikit iseng mencocoklogikan bunyi melodi dan bunyi puisi lama, semoga cukup bisa menghibur..
Duniawi dan catatan pemabuk, ketika dunia memabukkan para pemujanya seakan dunia akan muat disaku celana
Rintik hujan dibulan Oktober dan kabar-kabar yang beredar dipenghujung tahun, renungan diri untuk belajar menyikapi dan memperbaiki diri
Lambaian pelepas sebagian yang lebih dahulu lalu, untuk berjumpa kembali dikesempatan bersama selanjutnya
Tetaplah bersulang didalam perbedaan, merendah ketika bicara, berusaha mengalah untuk menghindari perdebatan.. rukun, damai adalah keniscayaan
Sajian Fiksi : Tak ada kekuatan untuk menahan keputusan untuk pergi ketika alasan kuat sudah diberi
Selingan fiksi bertema galau para remaja, semoga tak mengurangi perkenanan
Coretan sederhanan untuk anakku, semoga kelak kau mampu mencerna makna dibaliknya