[caption id="attachment_209422" align="aligncenter" width="473" caption="Grafis MWA-- DKNM #03/22"][/caption] (1) Rudolfo Moravia merasa lega bah
[caption id="attachment_195139" align="aligncenter" width="473" caption="Grafis MWA-Cermin #44"][/caption] Mata terbuka setelah Perang Kemerdekaa
(1) Sejak tengah hari Tunting telah mempersiapkan diri untuk mengikuti prosesi mandi kembang diasapi setanggi --- mBok Atun tersenyum bersyukur bahwa
(1) Karsiyem menangis berlinang air mata, mengenang dan menantikan berita serta kedatangan kekasihnya --- Kolonel Rudolfo Moravia. Ia selalu kuatir t
(1) Mila gelisah karena calon suaminya, calon pengantin 3 hari lagi --- masih jumpalitan cari uang. Kata mas Bejo :”Mil, pasar lagi bullish, pusaka d
(1) Tuan Khareem menenteng tas laptop dan satu akten tas --- dia mengawasi rombongan 3,4.5, wanita memakai gamis dan burdah. Dari sebalik sun-glass d
(1) Kolonel Rudolfo Moravia dan Asisten Residen Van Stiener sudah berada di Medan-Deli, Komandan Garnizun menyerahkan amplop yang dibawa kurir deng
(1) Mas Bejo dan Mila tersenyum sumringah ketika menyerahkan kunci kamar --- 2 malam pengantin yang sangat memuaskan, secara naluri seks maupun alu
(1) Penat bekerja 10 jam dengan lebih banyak berdirinya dari pada duduk santai --- Rika memang bercerita, bekerja di mall lebih capek, enakan kerja d
(1) Diskusi Kolonel Rudolfo dengan Asisten Residen Oostkust Van Stien berlanjut --- Rudolfo sudah tidak sabar untuk menuntaskan langkah-langkah yan
“Dik, tolong kemari, Angie ditahan KPK --- bapak kumat tekanan darahnya, ajudan mengatakan cincin Batu Lumut sudah dapat” Ibu Bupati terdengar panik,
(1) Bejo kedatangan tamu mantan Lurah --- namanya tetap dipanggil mBah Lurah Ketandan. Ia menawarkan keris kuno, dapur Parung Sari --- sayangnya keri
(1) Ratna berbisik pada ayahnya, “Ayah, aku tidak keberatan Mila menikah lebih dahulu --- ia telah mempunyai lelaki pilihan, biarlah ayah ia menikahi
(1) Dasarnya Tunting Wulandari gadis yang cerdas --- sedari kecil telah biasa mengolah pikiran. Mendengar berbagai Ajaran Kejawen --- Kejawen yan
(1) Di Bandar Sinembah Kolonel Rudolfo setelah melihat-lihat areal yang menjadi Perkebunan para investor Jerman-Swiss-Bavaria, ia membuk
Hanya sekilas-kilas saja ia menyaksikan berita --- ia lebih senang membaca running text. Ia memandang ke luar menembus pintu kaca rumahnya. Sambil
(1) Bulan Purnama Sura bulan Agustus 1872 sebelum keberangkatan Tunting Wulandari dan mBok Atun ke Susteran Ambarawa --- mereka duduk d
Mila dan rombongan pembantu telah tiba di rumah mereka di Tomang --- mas Bejo telah berpisah menuju rumah kerabatnya di Kebon Nanas, pamannya yang
(1) Untuk memantapkan Kolonel Rudolfo berdinas menghancurkan pemberontak Aceh --- Jenderal Elberg mengirim utusan ke Pulau Penang, Mayoor Scherer